Menu

Mode Gelap
Pemprov Bengkulu Tegas Berantas Mafia Tanah dan Optimalkan Reforma Agraria Pahami 5 Hal Ini Sebelum Melangkah ke Pertunangan Agus Buntung Jadi Tersangka Kasus Kekerasan Seksual, Begini Modus Operandinya  Mengapa Kabel Ekstensi Berbahaya bagi Kulkas dan Mesin Cuci? Pembangunan IKN Ditargetkan Rampung, Pemerintah Siap Pindah 2028 Studi: Detak Jantung Ungkap Emosi yang Disembunyikan

SJ News

Gawat, Singapura dan Tiga Negara ini Daftarkan Kebaya ke UNESCO

badge-check


Brunei, Malaysia, Singapura dan Thailand daftarkan kebaya ke UNESCO Perbesar

Brunei, Malaysia, Singapura dan Thailand daftarkan kebaya ke UNESCO

 – Kebaya menjadi nominasi multinasional pertama  untuk Daftar Perwakilan Warisan  Takbenda Kemanusiaan Unesco dan dijadwalkan untuk diserahkan pada Maret 2023.

 memimpin upaya menominasikan kebaya untuk daftar warisan  takbenda Unesco, bersama dengan Brunei,  dan Thailand.

Kebaya adalah pakaian tradisional wanita yang populer di , Brunei, , dan Thailand.

Kebaya mewakili dan merayakan sejarah bersama di wilayah tersebut.

Kebaya bisa mempromosikan pemahaman lintas  dan diproduksi untuk dikenakan banyak komunitas di Asia Tenggara.

CEO Dewan Warisan  (NHB) Chang Hwee Nee mengatakan, kebaya telah dan terus menjadi aspek sentral dalam representasi warisan  dan identitas Melayu, Peranakan dan komunitas lainnya di .

(Kebaya) merupakan bagian integral dari warisan kami, sebagai kota pelabuhan multikultural, dengan hubungan lintas Asia Tenggara dan dunia, ucapnya, dilansir dari Straits Times.

Nominasi bersama menggarisbawahi multikulturalisme dan akar bersama wilayah , Brunei,  dan Thailand.

NHB mengatakan,  telah mengusulkan dan mengkoordinasikan nominasi multinasional. Gagasan itu dibahas sebagai bagian dari rangkaian rapat kerja di antara sejumlah negara pada 2022.

Brunei, ,  dan Thailand setuju untuk bekerja sama dalam nominasi.

Keempat negara menyambut negara lain untuk bergabung dalam nominasi tersebut.

Antara Agustus dan Oktober, NHB mengadakan enam diskusi kelompok terarah dengan 48 peserta untuk mencari pandangan tentang nominasi tersebut.

Ini termasuk praktisi , perwakilan asosiasi , serta peneliti yang terlibat dalam pembuatan dan pemakaian kebaya.

Perwakilan dari NHB dan masyarakat menghadiri lokakarya yang diselenggarakan oleh  di Port

Dickson pada 1-3 November 2022. Mereka mendiskusikan nominasi tersebut, termasuk apa yang harus disertakan dalam pengajuan tersebut.

NHB akan mengatur inisiatif penjangkauan publik dari Januari hingga Maret 2023 untuk meningkatkan kesadaran akan nominasi tersebut.

Unesco akan menilai nominasi berdasarkan definisi warisan  takbenda serta seberapa baik masing-masing dari empat negara akan memastikan promosi dan transmisi praktik terkait kebaya.

Hasil nominasi diharapkan akan diumumkan pada akhir 2024. (red)

Trending di SJ News