Satujuang- Menurut penelitian dari Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, klaim bahwa ekor ikan tongkol mengandung racun secara eksklusif tidak sepenuhnya benar.

Racun histamin yang umumnya terdapat pada ikan tongkol dan famili Scombridae lainnya bisa terbentuk di beberapa bagian tubuh ikan, tidak hanya terkonsentrasi pada ekor.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Histamin ini dihasilkan oleh bakteri yang mengubah asam amino histidin pada ikan, terutama jika penanganan ikan tidak sesuai atau terjadi kontaminasi.

Histamin dapat ditemukan lebih tinggi di bagian daging dekat insang dan ekor, namun ini tidak bersifat eksklusif karena distribusi histamin bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor penanganan dan kondisi suhu.

Secara alamiah, bakteri pembentuk histamin hanya ada dalam jumlah kecil di dalam tubuh ikan selama ikan masih hidup, terkonsentrasi di insang, saluran pencernaan, dan permukaan kulit.

Namun, asalkan ikan segar dan ditangani dengan baik untuk menjaga kebersihannya, risiko terbentuknya racun histamin dapat diminimalkan.

Hal ini menekankan pentingnya memilih ikan yang masih segar, dengan ciri-ciri mata dan insang yang terlihat segar, tanpa bau busuk, serta tekstur yang kenyal.

Penanganan ikan dengan menjaga suhu rendah dan mencegah kontaminasi juga krusial untuk menghindari pembentukan histamin yang berpotensi menyebabkan reaksi alergi seperti gatal-gatal, lemas, sakit kepala, atau muntah-muntah jika dikonsumsi dalam jumlah besar oleh manusia.(Red/kompas)