Satujuang- Budidaya tambak udang milik PT.Samudra Inden Perdana di Kabupaten kaur tepatnya di desa Bakal Makmur kecamatan Maje buang limbah langsung ke sungai Muara Sambat.
Berdasarkan pantauan langsung di lokasi, terlihat air limbah terjun bebas mengalir ke aliran sungai muara sambat.
Dampak dari pembuangan limbah ini muncul bau tidak sedap. Beresiko menyebabkan infeksi kulit seperti gatal-gatal apabila terkena air sungai disekitaran limbah tersebut.
“Limbah pembuangan tambak udang ini sudah terjadi lebih kurang satu tahun setengah,” ungkap Toto, warga desa Sedaya Baru yang sehari-harinya menjala ikan dan udang di sungai Muara Sambat, Rabu (3/7/24).

Menurut Toto, semenjak adanya aliran limbah tersebut, ikan dan udang di sungai Muara Sambat mulai menurun jumlah populasinya.
Hal tersebut berdasarkan jumlah tangkapan yang ia dapatkan setiap menjala disana.
“Udang, ikan sepi dan apabila air terkena kulit akan berbau tidak sedap. Saya berharap pihak DLH Kaur segera mengecek limbah ini, sudah mempunyai izin apa blm? jika belum, tolong ditutup,” tambah Toto.
Saat dikonfirmasi, salah seorang karyawan tambak udang, Bambang, mengklaim bahwa limbah tersebut tidak berbahaya, karna tambak tidak pernah menggunakan obat-obatan kecuali memakai kaporit.
Sehingga kata dia, limbah tidak akan berbahaya untuk ikan dan udang. Terkait izin, Bambang mengakui bahwa izin limbah masih dalam proses pengecekan di laboratorium.
“Kemaren sih belum sempat kita update, nanti hasilnya kita sampaikan ke dinas terkait,” sebut Bambang ketika dikonfirmasi.
Namun, untuk lebih lengkapnya Bambang mengaku tidak terlalu mengerti terkait standar baku kualitas air yang seharusnya dimiliki oleh tambak udang tempatnya bekerja.
Termasuk dampak limbah tambak terhadap populasi udang dan ikan serta dampak kesehatan jika ada yang mandi dialiran sungai Muara Sambat. (TAS)