Menu

Mode Gelap
Polisi Tangkap Pelaku Tawuran Antar Geng di Cengkareng Jakbar Asosiasi UMKM Resmi Berdiri, Rohidin Dorong Perlindungan Pekerja Non-Formal Serahkan SK, Rohidin: Pengangkatan PPPK Tanpa Biaya Pengendalian Inflasi di Bengkulu Capai Hasil Terbaik di Sumatera Ciptakan Generasi Berkarakter, Pemprov Bengkulu Luncurkan Program Satu Tahfiz Satu Desa Maxim Ajak Masyarakat Peduli Lewat Aksi Donor Darah dan Bersih Pantai

Opini

Politik Berbiaya Tinggi dan Label Hijau Politisi

badge-check


Delly Ferdian Perbesar

Delly Ferdian

Penulis: Delly Ferdian

 

“Banyak aksi kejahatan lingkungan yang berkelindan dengan kepentingan politik pada pemilu. Publik perlu merancang sistem monitoring para kandidat politik yang berkomitmen pada pelestarian lingkungan”.

Satujuang.com – Saat ini banyak kelompok kepentingan mulai dari para aktivis, akademisi, peneliti, organisasi masyarakat sipil, think tank, media, dan banyak lainnya memiliki kepedulian untuk menjadikan isu lingkungan sebagai prioritas dalam gagasan politik Pemilu 2024.

Namun, satu persoalan yang sulit dijawab setelah isu lingkungan menjadi sebuah kebutuhan publik atau bisa disebut sebagai isu populis adalah siapa kandidat politik yang tepat dan layak untuk dipilih masyarakat pada Pemilu 2024 ini

Adakah politisi yang benar-benar memiliki komitmen yang kuat untuk memperjuangkan kepentingan lingkungan Pertanyaan ini tentu sulit dijawab.

Kenyataannya politik berbiaya tinggi yang kerap mengorbankan kepentingan lingkungan karena kekayaannya (sumber daya alam) masih diartikan bak mesin ATM bagi para politisi untuk menggerakkan motor politik pemilihan umum.

Direktur Litbang Komisi Pemberantasan () Wawan Wardiana menyebut bahwa dalam sebuah riset terungkap banyak calon kepala daerah tidak memiliki harta yang cukup untuk membiayai yang ia ikuti.

Faktanya, mereka hanya memiliki sekitar harta sebesar Rp 5 miliar hingga Rp 10 miliar, sedangkan idealnya seorang calon harus memiliki harta sebesar Rp 65 miliar.

Ongkos politik yang mahal mendorong banyak kontestan politik menghalalkan segala macam cara yang tentu salah satunya adalah untuk mendanai pemilu.

Trending di Opini