Menu

Mode Gelap
7 Sumber Energi Alami untuk Dukungan Aktivitas Harian Hati-Hati Tren Suntik Kecantikan di Rumah, Ternyata Tidak Aman Kasus Dugaan Korupsi DLH, Kejari Karimun Tahan Kadis dan Mantan Kadis Wow, Diduga Rokok Rampasan Negara Beredar Bebas di Karimun Terima Hasil Pleno KPU, Paslon Romer Putuskan Tak Ajukan Perselisihan ke MK Doyan Makan Jengkol? Ini Manfaat dan Efek Sampingnya

Ekbis

Permintaan dari India Kurang, Harga Pinang Kering Ikut Anjlok

badge-check


Buah Pinang Perbesar

Buah Pinang

Jakarta – Akibat kurangnya permintaan dari India, harga pinang kering di Kabupaten Aceh Barat Daya dilaporkan turun drastis.

Sebelumnya harga pinang berkisar antara Rp.5 ribu hingga Rp.6 ribu per Kilo, kini anjlok di level harga Rp.3 ribu hingga Rp.3.500 per Kg.

“Saat ini harga Pinang kering betul – betul anjlok,” ujar Mulyadi, salah seorang penampung hasil alam di Jln Iskandar Muda, Desa Keude Paya, Kecamatan Blangpidie, Aceh Barat Daya kepada Serambi, Senin (12/6/23).

Ditanya mengenai harga coklat, Mulyadi mengaku untuk saat ini harga di luar daerah Rp.50 ribu per Kg.

Namun di Abdya saat ini coklat sulit didapati karena umumnya petani sudah beralih ke Kelapa Sawit.

“Sekarang coklat di Abdya nyaris tidak ada lagi, karena banyak yang beralih ke sawit,” jelas Mulyadi.

Sedangkan menyangkut harga Pala, Mulyadi mengaku saat ini untuk jenis Pala basah Rp.20 ribu hingga Rp.22 ribu per kg.

Sedangkan Pala Kering Rp.50 ribu hingga Rp.60 ribu per Kg.

“Pala yang kualitasnya bagus bisa kita beli dengan harga Rp.60 ribu per Kg,” terangnya.

Sebagaimana di ketahui, pertengahan tahun 2022 harga pinang sempat naik di kisaran Rp 25 ribu hingga Rp.30 ribu per Kg.

Kemudian berangsur turun hingga saat ini berada di harga terendah yakni Rp.3 ribu hingga Rp.3.500 per kg.

“Kondisi seperti ini harus dicari solusi oleh pemerintah,” harap Amrizal petani pinang asal Kuala Batee.

Sebab, lanjutnya, sebagian petani pinang setempat sangat bergantung pendapatan mereka dari hasil penjualan pinang.

Sehingga dengan harga seperti sekarang ini akan sangat sulit bagi mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup.

“Di sinilah pemerintah harus hadir untuk rakyat terutama petani pinang,” pungkasnya.(serambinews)

Trending di Ekbis