Jakarta- Doa Iftitah adalah bacaan sunnah yang dianjurkan untuk dibaca setelah takbiratul ihram dalam salat.
Meskipun tidak wajib, doa ini memiliki makna mendalam sebagai pembukaan untuk menghadirkan kekhusyukan dalam ibadah.
Rasulullah SAW menegaskan dalam hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dan Hakim, bahwa salat tidak sempurna tanpa takbir, pujian kepada Allah, dan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an yang dihafal.
Sebagai bagian dari salat, doa iftitah tidak hanya sekadar dihafal dan diucapkan, tetapi juga perlu dipahami maknanya.
Doa ini mengandung pujian, pengakuan, dan penyerahan diri kepada Allah SWT. Ada beberapa versi doa iftitah yang diajarkan Rasulullah SAW, di antaranya:
Doa Iftitah Versi 1:
Allah Mahabesar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya, dan Mahasuci Allah pagi dan petang.
Aku menghadapkan diriku kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi dengan lurus dan berserah diri, serta aku bukan termasuk orang-orang yang musyrik.
Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan itu aku diperintahkan, serta aku termasuk orang-orang yang berserah diri.
Doa Iftitah Versi 2:
Ya Allah, jauhkanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat.
Ya Allah, bersihkanlah aku dari dosa sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah dosa-dosaku dengan air, salju, dan embun.
Doa Iftitah Versi 3:
Mahasuci Engkau ya Allah, dengan memuji kepada-Mu. Maha Agung nama-Mu, Maha Tinggi keagungan-Mu, dan tiada Tuhan selain Engkau.
Bagi yang salat sendirian, disunnahkan untuk membaca salah satu versi atau menggabungkan semuanya.
Namun, jika menjadi imam, cukup membaca salah satu bagian untuk tidak memanjangkan waktu salat bagi makmum.
Makna Doa Iftitah
Doa iftitah mengajarkan umat Islam untuk memulai salat dengan memuji dan mengagungkan Allah SWT.
Kalimat seperti Allaahu akbar kabiiraw wal hamdu lillaahi katsiiraa mengingatkan muslim untuk senantiasa mengakui kebesaran-Nya.
Selain itu, kalimat Wamaa ana minal musyrikiin menegaskan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
Lebih dari itu, doa ini juga menekankan penyerahan total seorang muslim melalui kalimat Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati lillaahi rabbil ‘aalamiin yang berarti seluruh aspek hidup dan mati hanya untuk Allah.
Sebagai penutup, doa ini meneguhkan keyakinan bahwa tidak ada sekutu bagi Allah SWT.
Dengan membaca dan memahami doa iftitah, seorang muslim dapat meningkatkan kekhusyukan dan kesadaran spiritual dalam salat.(Red/detik)