Satujuang- Pangan menjadi isu krusial yang terus mendapat sorotan global karena jumlah sampah makanan yang tinggi, sementara masih banyak orang kelaparan.
Menurut FAO, setiap tahunnya, 570 juta ton sampah makanan diproduksi oleh rumah tangga di seluruh dunia, sementara 735 juta orang mengalami kelaparan dan malnutrisi.
Indonesia, sebagai salah satu penyumbang sampah makanan terbesar, memiliki 40 persen dari total sampah yang dihasilkan adalah sampah makanan.
Untuk mengatasi masalah ini, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional, Nita Yulianis, menyoroti beberapa langkah penting.
Pertama, ambil makanan secukupnya sesuai kebutuhan dan prinsip gizi seimbang.
Kedua, berbelanja dengan bijak dan tidak tergoda oleh diskon besar yang dapat menyebabkan pembelian berlebihan.
Ketiga, jika tidak habis saat makan di luar, lebih baik membawa sisa makanan pulang atau berbagi kepada yang membutuhkan.
Selanjutnya, perhatikan tanggal kedaluwarsa makanan yang dibeli agar tidak terjadi pemborosan.
Manfaatkan kembali bahan pangan yang dianggap tidak bisa dimanfaatkan, dan jika memungkinkan, masak kembali makanan yang tersisa menjadi hidangan baru.
Terakhir, berbagi makanan yang masih layak konsumsi kepada yang membutuhkan atau sumbangkan ke bank makanan untuk distribusi kepada orang yang kurang mampu.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengurangi pemborosan pangan dan mendukung penanggulangan kelaparan global.(NT/kumparan)