Harga Tembakau Kering di Wilayah Ini Melambung Tinggi, Petani Siap Raup Untung

Editor: Tim Redaksi

Majalengka– Harga tembakau kering di tingkat petani pada Kabupaten Majalengka saat ini melambung tinggi.

Harganya mencapai Rp.85 ribu hingga Rp.90 ribu per kilogram, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga biasanya sebesar Rp.50 ribu per kilogram.

Hal ini menguntungkan para petani tembakau di tiga kecamatan di Kabupaten Majalengka, yaitu Bantarujeg, Malausma, dan Lemahsugih.

Menurut Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Kabupaten Majalengka, Jojo Sutarjo, tahun ini kualitas tembakau semakin membaik dan kuantitasnya juga bagus.

Faktor cuaca yang mendukung, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang banyak terjadi kekeringan, menjadi penyebabnya.

Luas areal tanam untuk tiga kecamatan mencapai 1.257 hektare dengan melibatkan 7.300 kepala keluarga.

Pada tahun 2022, luas tanam hanya mencapai 900 hektare, dan banyak yang mengalami gagal panen dan gagal tanam karena kekeringan.

Dalam musim panen saat ini, dari satu pohon tembakau bisa dihasilkan tembakau kering berkualitas bagus sebanyak 1 kilogram atau lebih.
Oleh karena itu, harga tembakau saat ini sangat tinggi, bahkan mencapai Rp.90 ribu per kilogram untuk tembakau kualitas rendah.

Setiap petani minimal menanam 2.000 pohon tembakau, yang dapat menghasilkan hingga 2 kilogram atau lebih tembakau kering.

Dengan harga jual Rp.90 ribu per kilogram, petani dapat memperoleh nilai jual sebesar Rp.18 juta.

Modal tanam untuk setiap pohon diperkirakan sebesar Rp.2 ribu, termasuk upah kerja sebesar Rp.70 ribu per orang per setengah hari.
Dalam menanam 2.000 pohon, diperlukan 12 hingga 15 orang pekerja, kecuali jika petani mengolah lahan sendiri. Selain itu, juga diperlukan operasional pompa air untuk menyirami tembakau setiap hari.

Meskipun harga tembakau tinggi, petani di Kabupaten Majalengka sangat bersyukur dan menikmati keuntungan yang lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini juga disebabkan oleh penurunan pasokan tembakau di pasaran akibat gagal panen pada tahun sebelumnya.

Pemasaran tembakau sangat mudah, karena pembeli datang langsung ke petani. Sebagian besar tembakau di Desa Sukajadi dilelang di kebun dengan harga sekitar Rp.6 ribu per pohon.

Hanya sekitar 10% tembakau yang diolah oleh petani, sedangkan sisanya sebesar 90% dijual kepada petani asal Tanjungsari.

Pembeli lainnya berasal dari Bandung dan Cianjur yang mengolah tembakau kering dan tembakau basah. Petani seperti Jojo, Makmun, dan Didi berencana untuk melakukan tanam tembakau di musim penghujan, yang telah diuji coba pada tahun lalu.

Meskipun ada beberapa hambatan dalam penanggulangan hama wereng dan ulat daun, serta biaya mahal untuk pupuk non-subsidi, mereka akan mendapatkan bimbingan teknis dari Program Optimalisasi Produksi Tembakau (POPT).(pikiranrakyat)

📲 Ingin update berita terbaru dari Satujuang> langsung di WhatsApp? Gabung ke channel kami Klik di sini.

Apa Tanggapanmu?

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *