Menu

Mode Gelap
Ario Tejo Bayu Aji Sukses Pimpin Jalin, Terima Penghargaan Top 100 CEO 2024 Studi Ungkap Karakter Hewan Tingkatkan Keterampilan Sosial Anak Tren Kecantikan Ramah Lingkungan, Ini Bahan Alami dari Indonesia Upah Naik Hanya 6,5 Persen, Ketua Komisi IV Provinsi Bengkulu Buka Kotak Pengaduan Dampak SE KPU Provinsi Bengkulu, Saksi ROMER di Mukomuko Ketakutan SE KPU Provinsi Bengkulu Disebut Bentuk Intimidasi Kepada Pasangan ROMER

SJ News

Banyak Media Salah Memberitakan, GTT di Bengkulu Ini Bantah Honor Dipotong dan Dipolitisir

badge-check


Vika Liondry Perbesar

Vika Liondry

Bengkulu – Guru Tenaga Honorer (GTT) di Provinsi Bengkulu membantah tuduhan yang berkembang pasca Pers Rillis pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru-baru ini.

Dimana honor GTT di Bengkulu disebut-sebut berhubungan dengan kepentingan politik salah satu pihak menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan dilaksanakan besok, Rabu (27/11/24).

“Pembayaran honor GTT adalah hak kami yang sudah diatur dalam regulasi yang sah, dan kami menerimanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ini tidak ada kaitannya dengan politik atau keuntungan pihak manapun, apalagi calon gubernur,” tegas Vika Liondry sebagai perwakilan GTT.

Lebih lanjut, vika menyatakan bahwa selama ini mereka hanya fokus pada pengabdian mereka dalam dunia pendidikan, tanpa melibatkan diri dalam urusan politik praktis.

Pihak GTT juga mengingatkan bahwa sebagai tenaga pengajar yang mengabdikan diri di daerah, mereka lebih memilih untuk menjaga profesionalitas dan netralitas dalam Pemilu.

Ia berharap semua pihak dapat memahami posisi mereka dan tidak menarik mereka ke dalam polemik yang tidak relevan dengan tugas utama mereka.

“Tugas kami adalah mendidik dan mengembangkan kualitas pendidikan di Bengkulu,” paparnya.

Untuk diketahui, selama masa kepemimpinan Rohidin Mersyah sebagai Gubernur Bengkulu. Honor PTT dan GTT di bawah naungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu tidak pernah terdengar ada  pemotongan dan bisa dibilang jarang mengalami telat bayar.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan ASN yang ada di Pemerintahan Kota (Pemkot) Bengkulu yang bahkan sempat melakukan unjuk rasa karena TPP yang tidak kunjung dibayarkan selama 5 bulan lamanya.

Trending di SJ News