Menu

Mode Gelap
Paguyuban Jaran Kepang Kecamatan Pandanarum, Gelar Silaturahmi ke-2 Somasi Terbuka Untuk Pj Wali Kota Bengkulu, Diberi Waktu 3 Hari PAW 2 Penjabat Desa di Rejang Lebong Jadi Sorotan LSM Pekat Hari Pers Nasional ke-79, Presiden Prabowo Beri Apresiasi Kepada Insan Pers Nasional Pemkab Rejang Lebong Telantarkan Kegiatan Yang Dihadiri Pihak Kementerian Gus Tamim Gelar Serasehan Bersama Media: Pers Memiliki Peran Penting Mengawal Pemerintahan

Politik

Bacaleg Partai Nasdem Blitar Titik Supartiah Dampingi Anggota DPR RI Nurhadi Sosialisasi Stunting

badge-check


Titik Supartiah S.Pd Bacaleg dapil I bersama anggota DPR RI Nurhadi (tengah) foto bareng bersama ketua Paguyuban pedagang PK lima Tambakrejo (kanannya Nurhadi) Perbesar

Titik Supartiah S.Pd Bacaleg dapil I bersama anggota DPR RI Nurhadi (tengah) foto bareng bersama ketua Paguyuban pedagang PK lima Tambakrejo (kanannya Nurhadi)

Blitar– Bakal Calon Legislatif dari Partai Nasdem Kabupaten Blitar Titik Supartiah S.Pd mendampingi anggota DPR RI Nurhadi melakukan sosialisasi.

Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), Penurunan Stunting dan Covid 19 berlansung di Desa Tlogo Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, Minggu (18/6/23).

“Terkait penurunan stunting di Blitar, kita turun langsung ke masyarakat, memperjuangkan bagaimana stunting ini turun dengan berbagai inovasi kegiatan yang ada,” ujar Titik Bacaleg dari Dapil 1 Kabupaten Blitar.

Ia mengaku mensosialisasikan tidak sendiri tapi bersinergi bersama tokoh masyarakat, tokoh agama, para remaja atau tokoh pemuda.

Sementara itu, Nurhadi, Anggota DPR RI yang juga dari Partai Nasdem mengatakan, salah satu cara untuk menurunkan stunting yaitu dengan menambah gizi khususnya bagi masyarakat yang kategori kurang mampu.

“Stunting di Kabupaten Blitar masih sesuai target Presiden yaitu untuk nasional 14 persen. Dan di Blitar sudah 14 persen,” kata Nurhadi.

Namun Nurhadi mengingatkan, angka 14 persen di Blitar ini bisa berpotensi ketika di awal tahun kemarin ada kasus yang cukup menggemparkan.

“Yaitu ada orangtua yang mengajukan kompensasi untuk menikahkan anaknya yan masih di bawah umur. Dan kasus ini cukup banyak terjadi di Blitar,” jelas Nurhadi.

Sedangkan pernikahan dini, lanjutnya,  akan berpotensi melahirkan bayi-bayi Stunting dan ini harus disosialisasikan sebagai langkah pencegahan.

Ia berpesan, khususnya kepada orang tua agar mengawasi secara ketat putra putrinya tidak sampai terjadi pergaulan bebas yang mengakibatkan terjadi pernikahan dini dengan terpaksa.

Nurhadi berharap pemerintah Kabupaten Blitar sangat serius dalam menangani pencegahan dan penurunan Stunting ini dengan tidak hanya menunggu instruksi dari Pemerintah Pusat.

“Pemda Kabupaten Blitar harus bersinergi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, para remaja, tokoh pemuda untuk bersama-sama bagaimana agar Stunting ini turun dengan berbagai inovasi kegiatan yang ada,” pungkas Nurhadi. (red/herlina)

Trending di Politik