Menu

Mode Gelap
Firmansyah, Calon Bupati Karimun Sampaikan Visi dan Misi Ansar Silaturahmi Dengan Warga Di Karimun Punya Teman Pendiam? Ternyata Ini Rahasia Teman Introvertmu BKN Umumkan Jadwal Resmi SKD CPNS 2024, Cek Lokasi Ujian di Sini Prabowo: Caci Maki Bertentangan dengan Ajaran Agama dan Budaya Dukung Atlet Olimpiade Indonesia, Aice Luncurkan Crispy Balls Edisi Terbatas

SJ News

Warga Sumber Makmur Minta Pemda Mukomuko Tutup Galian C di Lubuk Pinang

badge-check


Warga menunjuk aktifitas penambangan pasir dan dampak dari penambangan tersebut Perbesar

Warga menunjuk aktifitas penambangan pasir dan dampak dari penambangan tersebut

– Semenjak adanya galian c yang ada di kecamatan Lubuk Pinang, kabupaten , lahan yang ada di tepi sungai Air Manjunto tergerus dan mengalami longsor.

Hal ini dikatakan oleh salah seorang warga desa Sumber Makmur, Midun, yang memiliki lahan tepat di tepi sungai Air Manjunto, Sabtu (20/11/21).

Ia mengeluh karena lahan miliknya tiap tahun mengalami longsor semenjak ada penambangan pasir di desa tetangga.

“Saya berharap, pemerintah daerah (Pemda) menutup penambangan pasir yang ada di kecamatan Lubuk Pinang, karena selama 5 tahun ini, kurang lebih 5 hektar lahan sudah roboh ke sungai Air Manjunto,” ujarnya.

Diceritakan Midun, sebelum adanya aktifitas penambangan pasir, tepi sungai Air Manjunto itu landai, namun sekarang sudah jadi jurang yang mengerikan.

“Memang pasir sangat dibutuhkan oleh pemerintah, tetapi jangan mengorbankan rakyat kecil yang mempunyai lahan di tepi sungai Air Manjunto,” tuturnya.

Ia meminta Pemda untuk mengkaji ulang soal izin galian C khususnya yang ada di kecamatan Lubuk pinang.

“Selama ini tambang pasir masih ilegal, tapi seolah olah Pemda membiarkan dan membebaskan penambang liar demi kepentingan pribadi dan tidak memikirkan dampaknya,” pungkas midun.

Di tempat yang berbeda, kru satujuang.com mencoba menemui salah satu penambang pasir dilokasi penambangan, Js.

Terkait masalah penambangan pasir tersebut, Js berdalih bahwa sepanjang aliran sungai adalah milik warga desanya.

“Sepanjang aliran sungai Air Manjunto itu milik warga desa saya, dan apa lagi tanah yang saya buat usaha, ini milik mertua saya,” ujar Js dan menolak untuk meneruskan wawancara. (Sulbani)

Trending di SJ News