Satujuang.com– Sebagian masyarakat Indonesia memaknai waktu imsak sebagai penanda waktu puasa dimulai.
Sementara, beberapa orang menganggap imsak difungsikan sebagai pengingat bahwa waktu sahur segera berakhir.
Apabila kita mengambil referensi dari hadis-hadis dan ajaran Islam yang ada, maka banyak sekali orang yang salah kaprah dalam memahami imsak.
Faktanya, tidak ada istilah imsak dalam ajaran Islam. Jadi, merupakan suatu kekeliruan jika seseorang menganggap imsak sebagai penanda dimulainya ibadah puasa.
Berikut dalil yang mendasari kapan sebenarnya waktu puasa dimulai.
“Jika salah satu dari kamu mendengar azan, sedangkan ia masih memegang piring (makanan), maka janganlah ia meletakkannya hingga ia menyelesaikan makannya,” (HR Imam Ahmad, Abu Dawud, Hakim, dan telah di sahihkan oleh Adz Zahabi).
Selain itu, Allah SWT juga berfirman “dan makan dan minumlah kamu hingga terang bagimu benang putih dan benang hitam (fajar),” (QS Al-Baqarah 2:187).
Dari situ dapat ditarik kesimpulan bahwa batas seseorang menyantap hidangan sahur yakni saat fajar atau azan subuh.
Menariknya, dilansir dari NU Online, ternyata imsak hanya ada di Indonesia.
Fenomena masjid-masjid mengumandangkan waktu imsak tidak ditemui di negara mana pun.
Para ulama menetapkan waktu imsak di Indonesia lebih diperuntukkan agar umat Muslim memiliki waktu untuk mempersiapkan diri sebelum waktu terbitnya fajar.
Biasanya, para ulama menentukan waktu imsak sepuluh menit sebelum azan subuh.
Tujuan para ulama membuat waktu imsak agar orang yang sedang menyantap hidangan sahurnya bergegas karena azan subuh tak lama lagi dikumandangkan.
Sehingga dengan adanya imsak, seseorang bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk menggosok gigi, mandi, hingga persiapan lainnya untuk menunaikan salat subuh.
Jadi, tidak ada salahnya imsak yang menjadi kesepakatan para ulama dilakukan di Indonesia. Apalagi tujuannya baik, yaitu mengingatkan bahwa waktu sahur akan segera selesai. (muslimNews/red)
📲 Ingin update berita terbaru dari