Menu

Mode Gelap
UMP 2025 Naik, Berikut Rincian di Beberapa Provinsi Tikus Dalam Rumah? Ini Bahaya dan Cara Mengatasinya Dugaan Korupsi Tata Niaga Timah, Harvey Moeis Dituntut 12 Tahun Penjara Nikmati Meta AI dan Fitur Canggih WhatsApp Versi Terbaru Pemdes Air Kopras Salurkan BLT-DD Untuk 47 KPM Membatalkan Salat Saat Bencana Alam? Ini Pandangan Islam

Edukasi

Studi Ungkap Konsumsi Sarden dan Teri Kurangi Risiko Kematian Global

badge-check


Ikan  Perbesar

Ikan

Satujuang- Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Global Health menyoroti bahwa sarden, herring, dan teri dapat secara signifikan mengurangi risiko kematian dan cacat.

Dilansir dari antara, hal ini terkait pola makan pada tahun 2050, dengan perkiraan mencegah 750 ribu kematian setiap tahunnya.

Penelitian ini menegaskan bahwa konsumsi daging merah dan olahan meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti stroke, penyakit jantung, diabetes, kanker usus, dan penyakit arteri koroner, yang menyebabkan sekitar 70 persen kematian global pada tahun 2019.

Ikan umpan, khususnya ikan laut, kaya akan asam lemak tak jenuh, Omega-3 (DHA dan EPA), kalsium, dan vitamin B12, serta memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan sumber makanan hewani lainnya.

Penelitian ini juga menyoroti bahwa saat ini sebagian besar hasil tangkapan ikan hijauan digunakan untuk tepung ikan dan minyak ikan, produk yang utamanya digunakan dalam budidaya ikan dan lebih diakses oleh konsumen berpenghasilan tinggi.

Namun, perubahan pola makan yang direkomendasikan ini dapat memberikan manfaat signifikan terutama bagi negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, di mana jenis ikan ini harganya terjangkau dan berlimpah, serta beban penyakit seperti penyakit jantung sangat besar.

Para peneliti juga mengusulkan empat skenario berbeda berdasarkan proyeksi konsumsi daging merah pada tahun 2050 dan data historis penangkapan ikan hijauan.

Dengan fokus pada pengutamaan pasokan dalam negeri, pengurangan asupan daging, memastikan asupan ikan yang cukup, dan penggantian daging merah dengan persentase yang sama di semua negara.

Hasilnya menunjukkan bahwa alokasi ikan umpan ke wilayah dengan asupan ikan terendah akan mengurangi beban penyakit global secara efektif, khususnya dalam mengurangi terjadinya penyakit jantung koroner.

Meskipun demikian, pasokan ikan terbatas, sehingga penelitian ini merekomendasikan peningkatan konsumsi ikan per kapita harian hingga mendekati tingkat yang direkomendasikan di sebagian besar negara.

Dengan potensi mengurangi kematian akibat penyakit jantung koroner, stroke, diabetes, dan kanker usus sebesar dua persen pada tahun 2050.

Para peneliti menekankan perlunya koordinasi dan tindakan multi-sektoral, seperti memprioritaskan akses ikan yang terjangkau bagi masyarakat miskin dan mempromosikan penggunaan mikroalga yang kaya nutrisi, untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada.(NT)

Trending di Edukasi