Jakarta- Penelitian menunjukkan tubuh manusia mampu menangkap sinyal emosi orang lain jauh sebelum pikiran menyadarinya.
Ketika seseorang menyembunyikan emosi seperti kemarahan, sistem saraf kita secara naluriah bereaksi.
Studi dari laboratorium James Gross di Stanford membuktikan, saat lawan bicara menutupi kemarahan, detak jantung kita meningkat tanpa kita sadari.
Hal ini terjadi karena sistem saraf simpatik merespons ancaman yang dirasakan tubuh, bahkan sebelum otak memprosesnya.
Respons Naluriah Mirip Hewan
Hewan, seperti kuda, juga menunjukkan reaksi serupa terhadap ketidakaslian. Dalam terapi yang melibatkan kuda, seekor kuda akan gelisah jika pasien mencoba menyembunyikan rasa takut.
Namun, ketika pasien jujur tentang ketakutannya, kuda akan segera tenang. Hewan buruan seperti kuda sangat peka terhadap isyarat nonverbal, dan manusia ternyata juga memiliki kemampuan serupa.
Empati dan Resonansi Psikologis
Empati, atau kemampuan untuk merasakan emosi orang lain, bekerja melalui apa yang disebut resonansi psikologis.
Tubuh kita terus memproses bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara lawan bicara.
Isyarat ini bisa menciptakan rasa aman atau justru ketegangan, bergantung pada emosi yang dirasakan orang lain.
Mempertajam Intuisi Melalui Kesadaran
Intuisi adalah kecerdasan naluriah yang cepat dan berdasarkan sinyal halus yang diterima tubuh.
Untuk mempertajamnya, kita perlu melatih kesadaran melalui meditasi atau latihan pernapasan. Saat kita lebih tenang dan mindful, tubuh kita lebih mampu membaca situasi dan hubungan secara akurat.
Ketika tubuh Anda memberi sinyal tentang seseorang atau suatu situasi, percayalah pada intuisi tersebut.
Itu adalah cara alami tubuh melindungi dan membimbing kita dalam menjalin hubungan yang autentik dan harmonis.(Red/detik)