Satujuang- Aktivitas ‘kretek-kretek’ jari tangan sering dilakukan oleh banyak orang sebagai cara untuk melemaskan jari sebelum atau sesudah beraktivitas, seperti bekerja atau membersihkan rumah.
Kegiatan ini memberikan sensasi rileks dan nyaman pada jari, dan dapat juga dilakukan pada jari kaki atau punggung.
Menurut dr. Aakash, spesialis bedah ortopedi dan traumatologi di Rumah Sakit Siloam Mampang, kegiatan ini tidak berbahaya asalkan dilakukan dengan bijak.
“Asal kretekinnya kira-kira, jangan dipaksakan jika sudah tidak bisa bunyi, karena bisa berisiko cedera,” jelasnya.
Meskipun aktivitas ini umumnya aman, memaksakan diri untuk mendapatkan bunyi ‘krek’ dapat menyebabkan cedera pada ligamen di sekitar sendi.
Banyak orang melakukan ‘kretek’ jari karena berbagai alasan. Beberapa menyukai suara ‘retakan’ yang dihasilkan, sementara yang lain merasakan bahwa kegiatan ini dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan mobilitas.
Namun, hingga kini, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut. Selain itu, ‘kretek-kretek’ jari juga sering kali menjadi tanda bahwa seseorang sedang merasa gugup, mirip dengan kebiasaan meremas tangan atau memelintir rambut.
Penyebab suara letupan atau retakan saat jari dikretek masih menjadi misteri. Sebagian orang meyakini bahwa bunyi tersebut disebabkan oleh gelembung nitrogen dalam cairan sendi yang pecah.
Namun, sebuah studi tahun 2018 menyatakan bahwa suara tersebut muncul akibat kolapsnya rongga di dalam jari. Proses pembentukan rongga baru memerlukan waktu sekitar 20 menit setelah kolaps.(Red/detik)