Presiden Prabowo Kritik Ucapan Hasan Nasbi dan Serukan Evaluasi Komunikasi

Editor: Andreas

Satujuang, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menyesalkan atas pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, terkait insiden teror “kepala babi” yang menimpa redaksi Tempo.

Dalam sebuah wawancara bersama 7 pemimpin redaksi media di Hambalang, Jawa Barat, Prabowo menegaskan bahwa ungkapan yang menyebutkan agar kiriman tersebut “dimasak saja” merupakan pernyataan yang keliru dan tidak mencerminkan sikap yang pantas dari seorang pejabat pemerintahan baru.

Presiden Prabowo mengakui bahwa pernyataan tersebut merupakan bentuk keteledoran yang seharusnya tidak terjadi, terutama mengingat banyak pejabat baru yang belum sepenuhnya memahami dinamika komunikasi publik.

“Memang benar kata-kata itu terkesan teledor. Saya menduga ia pun menyesali ucapannya setelah menyadari dampak penyampaiannya,” ujar Presiden Prabowo.

Ia juga menyampaikan keprihatinannya mengenai minimnya kehati-hatian dalam menyikapi isu-isu yang menjadi perhatian publik, sehingga sejalan dengan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas komunikasi pemerintah.

Lebih lanjut, Prabowo mengakui bahwa peningkatan kualitas komunikasi tetap menjadi salah satu fokus utama pemerintahannya.

“Dalam upaya deliver hasil kerja, kami perlu belajar untuk memberikan pesan yang lebih terukur dan sensitif. Hal ini merupakan tanggung jawab saya sebagai kepala negara,” terangnya.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menyatakan bahwa pejabat tersebut hendaknya mempertanggungjawabkan ucapannya, bahkan sampai menyarankan pengunduran diri atau pemecatan jika tidak ada perbaikan.

Menurut Ritonga, perubahan kepemimpinan di kantor Komunikasi Kepresidenan diyakini akan membawa pendekatan komunikasi yang lebih empatik dan terbuka sesuai prinsip demokrasi.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, juga menyarankan agar Presiden Prabowo Subianto melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Hasan Nasbi.

“Evaluasi ini penting, karena komunikasi pemerintahan berfungsi sebagai sumber ‘cahaya’ yang memberikan informasi valid dan narasi positif kepada masyarakat,” tegas Sarmuji.

Ia menambahkan, dalam proses evaluasi harus ada ruang untuk perbaikan, agar pejabat yang bersangkutan dapat belajar untuk memberikan respons yang lebih bijaksana dan berempati terhadap berbagai situasi sensitif.

📲 Ingin update berita terbaru dari Satujuang langsung di WhatsApp? Gabung ke channel kami Klik di sini.

Apa Tanggapanmu?

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *