Satujuang- Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan bahwa anggaran pertahanan Indonesia merupakan yang terendah di Asia, hanya mencapai 0,89 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Ia menyoroti bahwa anggaran tersebut lebih rendah dibandingkan Filipina yang telah mengalokasikan 1,8 persen dari PDB untuk sektor pertahanan.
Prabowo mengingatkan bahwa potensi pecahnya perang dunia ketiga, yang bisa melibatkan senjata nuklir, memerlukan perhatian serius.
Prabowo juga mengacu pada Singapura, yang meskipun merupakan negara kecil dengan populasi hanya 5 juta, mengalokasikan anggaran pertahanan sebesar 3 persen dari PDB-nya.
Menurutnya, hal ini menunjukkan pentingnya pertahanan bagi negara, bahkan bagi yang berukuran kecil.
Ia menekankan bahwa ini menjadi tantangan bersama untuk meningkatkan anggaran pertahanan Indonesia di masa depan.
Meskipun Prabowo memahami pentingnya pertahanan yang kuat, ia mengakui bahwa kesejahteraan rakyat tetap menjadi prioritas utama pemerintah saat ini.
Ia berkomitmen untuk mengatasi kemiskinan dan kelaparan di masyarakat sebelum meningkatkan anggaran pertahanan.
Untuk mengatasi keterbatasan anggaran, Prabowo mengumumkan kerjasama pertahanan dengan lima negara: India, Prancis, Uni Emirat Arab, Brasil, dan Kamboja.
Dalam rapat kerja terakhirnya dengan Komisi I DPR, Prabowo mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf atas segala kekurangan selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Ia mengingatkan bahwa niatnya selama ini adalah menjaga kepentingan dan kedaulatan bangsa Indonesia. Prabowo akan dilantik sebagai Presiden RI pada 20 Oktober mendatang.(Red/idntimes)