Satujuang- Penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Nature’s Scientific Reports menyatakan bahwa memotong tumbuhan liar beracun, Solanum elaeagnifolium, dapat membuatnya berevolusi menjadi lebih kuat, yang dapat menimbulkan konsekuensi buruk bagi industri pertanian.
Spesies ini, dikenal sebagai silverleaf nightshade di AS, dapat memperkuat pertahanannya jika dipotong, berpotensi menciptakan ‘gulma super’.
Tumbuhan ini mengancam sektor pertanian dengan menyerap nutrisi dari tanaman seperti sayur dan buah.
Solanum elaeagnifolium dikenali dari bunganya yang berwarna biru hingga ungu pucat, atau kadang putih, serta buah beracun berwarna kuning, oranye, atau merah mengkilap.
Tumbuhan ini tumbuh setinggi 10 cm hingga 1 m dan umum ditemukan di Texas, AS, hingga Afrika Selatan dan Yunani.
Silverleaf nightshade dapat menyebar melalui rimpang dan bijinya, serta mengganggu habitat tanaman lain dengan akar panjangnya yang mampu regenerasi menjadi tumbuhan baru.
Rupesh Kariyat, profesor entomologi dan patologi tumbuhan di Arkansas Agricultural Experiment Station, telah mempelajari silverleaf nightshade selama lebih dari 10 tahun.
Penelitiannya dimulai di University of Texas Rio Grande Valley dan berlangsung selama lima tahun.
Bersama mahasiswanya, Alejandro Vasquez, mereka memantau S. elaeagnifolium yang dipotong, tidak dipotong, dan sering dipotong di Edinburg, Texas.
Hasilnya menunjukkan bahwa pemotongan tidak membuat tumbuhan ini hilang atau mati, melainkan memicu adaptasi menjadi lebih kuat.
Tumbuhan yang sering dipotong mengembangkan akar tunggang lebih dalam, mencapai hampir 1,5 meter, memungkinkan mereka mendapatkan air dan nutrisi lebih efisien.
Selain itu, mereka juga menumbuhkan lebih banyak duri pada batangnya, yang meningkatkan pertahanan terhadap ulat bulu dan herbivora lainnya.
Bunga tumbuhan yang dipotong menjadi lebih beracun, mengurangi serangan herbivora dan meningkatkan kelangsungan hidup serta keberhasilan reproduksi.
Frekuensi pemotongan memainkan peran penting dalam adaptasi ini. Silverleaf nightshade yang lebih sering dipotong menunjukkan mekanisme pertahanan yang lebih kuat, termasuk ukuran bunga yang lebih besar dan berat.
Adaptasi cepat terhadap gangguan ini menimbulkan pertanyaan penting tentang praktik pengelolaan gulma saat ini, terutama untuk tumbuhan liar di lahan pertanian.
Penemuan ini mendorong penelitian lebih lanjut mengenai strategi pengelolaan gulma alternatif.
Memahami mekanisme adaptif tumbuhan liar seperti silverleaf nightshade sangat penting untuk mengembangkan metode pengendalian yang lebih efisien dan berkelanjutan, guna melindungi sektor pertanian dari ancaman gulma super.(red/kumparan)
📲 Ingin update berita terbaru dari