Jakarta – Warganet akhir-akhir ini di kejutkan dengan hasil penelusuran di Google yang menunjukkan nilai kurs rupiah menguat ke level Rp8.170,65 per dolar AS.

Angka tersebut jauh berbeda dengan nilai tukar pasar saat ini, Kejadian ini langsung menjadi perbincangan hangat warganet, para analis ekonomi, dan pelaku pasar.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Banyak yang menganggap bahwa adanya perubahan tajam tersebut tidak mencerminkan kondisi ekonomi riil saat ini dan fluktuasi nilai tukar rupiah yang sesungguhnya.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menduga data nilai tukar (kurs) rupiah sebesar Rp8.170,65 per dolar Amerika Serikat (AS) pada tampilan Google merupakan serangan hacker (peretas).

Ibrahim berpendapat, para peretas mempermainkan nilai tukar rupiah sebagai ekspresi kekecewaan mereka. Asumsi itu mempertimbangkan target Presiden Prabowo Subianto yang ingin mengejar pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

“Data kurs rupiah di Google itu merupakan cara peretas menunjukkan bahwa rupiah bisa bernilai Rp8.000 jika pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 mencapai 8 persen,” ungkap Ibrahim, Sabtu (1/2/25).

Sementara itu, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Ramdan Denny Prakoso mengungkapkan level nilai tukar Rp8.100-an per dolar AS seperti yang ada di Google bukan level yang seharusnya, Sedangkan Data BI mencatat kurs Rp16.312 per dolar AS pada tanggal 31 Januari 2025.

“Kami sedang berkoordinasi dengan pihak Google Indonesia terkait ketidaksesuaian ini, Dan kami minta untuk segera dapat di lakukan koreksi,” ujar Ramdan.

Kejadian nilai tukar rupiah yang menguat secara tidak wajar ini merupakan contoh betapa pentingnya validasi, Meskipun angka tersebut hanya merupakan hasil dari kesalahan teknis, insiden ini mengingatkan kita bahwa keakuratan data sangat krusial dalam perekonomian dan pengambilan keputusan investasi. (AHK)