Pati – Badan Intelijen Keamanan (BIK) Mabes Polri Melaksanakan Dialog dan menampung Aspirasi Kelompok Nelayan di Pelabuhan Juwana, Kabupaten Pati Jawa Tengah.
Dalam kegiatan itu, BIK juga membagikan bantuan alat penyelamat (pelampung) dan tabung pemadam kepada para nelayan , Selasa (5/7/22)
Selain dialog, Tim Baintelkam Polri yang dipimpin Kombes Pol Ahmad Suyadi juga meninjau Kapal Nelayan di Lokasi Tambat Kapal di sepanjang alur sungai Juwana turut Desa Bajomulyo sampai dengan Pulau Seprapat.
Tak lupa juga bersilaturahmi dengan Tokoh Nelayan Purse Seine dan Tokoh Nelayan Jaring Tarik Berkantong, Jasiman dan rekan-rekan di Warung Kopi sekitar Punden Tunggul Desa Bendar Kecamatan Juwana.
Tim Baintelkam Polri didampingi Kasatpol Air Polres Pati AKP Daffid Paradi, S.H., Kapolsek Juwana AKP Ali Mahmudi kemudian menyerahkan bantuan perlengkapan nelayan pada Ketua Perkumpulan Nelayan Mina Santosa, Jasiman.
Perlengkapan Nelayan tersebut diantaranya Apar (Alat Pemadam Kebakaran), Pelampung Donat dan Pelampung Rompi.
Kombes Pol Ahmad Suyadi mengungkap bantuan ini untuk mengurangi tingkat fatalitas apabila terjadi kecelakaan kapal.
“Harapan kami dengan bantuan ini bisa mengurangi tingkat fatalitas apabila terjadi kecelakaan kapal yang disebabkan oleh alam maupun faktor manusia ataupun kelalaian,” ujar Ahmad Suyadi.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pati H. Rasmijan berharap, Pemerintah dapat memberikan kemudahan terhadap SOP perizinan kapal yang harus melewati 27 tahap perizinan di tiga kantor berbeda.
“Situasi ini merupakan puncak ketidakpuasan dari masyarakat nelayan yang butuh pelayanan one day service dan satu atap, agar tidak menghambat keberangkatan kapal untuk melaut,” jelasnya.
Suyadi akan berupaya dan berkoordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan serta pemerintah pusat untuk membantu menyampaikan aspirasi kelompok nelayan.
Diketahui, Kelompok Nelayan merencanakan akan menggelar aksi unjuk rasa (unra) di depan Istana Negara Jakarta 20 Juli mendatang dengan massa kurang lebih 3.000 orang.
Terkait hal itu, Tim Baintelkam Polri menghimbau kepada seluruh Kelompok Nelayan untuk melaksanakan unra dengan tertib dan damai serta mewaspadai penyusup yang akan memprovokasi unra ke arah anarkis.
“Kami tidak melarang untuk melaksanakan unra karena itu adalah hak semua warga negara, tetapi kami mengharapkan unra berjalan dengan tertib dan damai serta mewaspadai adanya penyusup atau provokator yang akan merusak kegiatan unra tersebut,” ujar Ahmad Suyadi. (had/red)