Satujuang– Harga batu bara terus meningkat seiring dengan kenaikan output industri di India dan rencana peningkatan penggunaan batu bara di negara-negara Eropa.
Dilansir dari CNBC, menurut Refinitiv, kontrak Desember batu bara ICE Newcastle ditutup pada US$ 129,50 per ton, naik 0,58% pada 10 November 2023.
Dalam satu minggu, harga batu bara melonjak 2,98%, setelah mencapai level terendahnya sepanjang tahun 2023 pada 6 November di US$ 122,25 per ton.
Sejak awal tahun, harga batu bara mengalami koreksi sebesar 66,76%, turun dari US$ 389,6 per ton pada akhir 2022.
India, sebagai konsumen batu bara terbesar kedua di dunia, mencatat peningkatan output industri sebesar 5,8% YoY pada bulan September.
Meskipun pertumbuhan listrik dan manufaktur lebih lambat dari ekspektasi, para ekonom tetap optimis terhadap permintaan yang tinggi.
Output manufaktur tumbuh 4,5%, pembangkitan listrik naik 9,9%, dan aktivitas pertambangan meningkat 11,5% pada bulan yang sama.
Konsumsi listrik di India dari AC meningkat 21% antara 2019 dan 2022, sementara konsumsi batubara juga meningkat pesat.
Di Eropa, berkurangnya impor gas Rusia membuat wilayah tersebut berencana untuk membakar sekitar 185 juta ton lebih banyak batu bara pada tahun 2030.
Uni Eropa berambisi berhenti menggunakan pipa gas Rusia pada tahun 2027, dengan perkiraan permintaan batubara pasca tahun 2023 sekitar 20 juta ton/tahun lebih tinggi dari proyeksi sebelum konflik.
Meskipun perkiraan konsumsi batu bara Eropa turun menjadi sekitar 60 juta ton pada 2023, sebagian besar tambahan akan dipasok oleh Afrika Selatan, sementara Amerika Serikat dan Kolombia menjadi pemasok utama lainnya.