Blitar – Enting Enting merupakan jajanan asli Blitar, sajian khas lebaran ini pantang dilewatkan warga.

Perpaduan manis gula dan gurihnya wijen serta kacang menjadi kunci kenikmatannya sehingga jajanan ini masih menjadi primadona banyak orang.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Setiap momen Ramadan dan lebaran, permintaan Enting Enting selalu meningkat tajam.

Produksi Enting Enting mencapai 100 persen, dari yang semula hanya 4 ton selama Ramadan, kini meningkat menjadi 8 ton selama Ramadan.

Hal ini dirasakan oleh Asna Rosida (49) produsen Enting Enting yang berada di Kelurahan Karangsari Kecamatan Sukorejo Kota Blitar.

“Kadang sampai kewalahan seperti saat ini baru terpenuhi 5 ton,” ujarnya, Sabtu (8/4/23).

Ada tiga varian produk Enting Enting yang diproduksi oleh ibu dengan dua orang anak ini.

Meliputi, Enting Enting kacang, wijen dan kombinasi antara kacang dan wijen.

Di momen seperti ini, produknya yang paling laris manis dipasaran adalah Enting Enting kacang.

Menurut Asna, perbandingannya, produksi Enting Enting Kacang 75 persen dan 25 persen produksi Enting Enting wijen.

“Kalau momen seperti ini permintaan yang paling banyak itu Enting Enting kacang. Kalau di bandingkan itu, 75 persen kacang dan 25 persen yang wijen,” ucap dia.

Sebenarnya proses pembuatan Enting Enting yang ia produksi ini sangatlah mudah dan tak sampai membutuhkan waktu lama, hanya butuh waktu selama dua menit.

Namun, proses pengolahan awal bahan baku untuk Enting Enting butuh waktu lama, seperti proses penggorengan kacang.

Sejauh ini, dirinya sudah memakai mesin untuk proses pengolahan awal. Ia memakai mesin sangrai untuk menggoreng kacang.

“Otomatis kami menambah karyawan, kalau sebelumnya itu hanya enam orang sekarang bertambah menjadi 14 orang dan kami juga menambah karyawan borongan,” terang dia.

Enting Enting yang diproduksi Asna ini dijual dengan harga Rp45.000 per kilogramnya.

Sedangkan yang dalam bentuk kemasan ia jual mulai harga Rp7.000 – Rp35.000.

Dengan harga rata-rata Rp 45.000 per kilogram dan kapasitas produksi 8 ton selama sebulan, berarti omzet yang didapat Asna dari penjualan enting-enting selama momen lebaran saja mencapai sekitar Rp 360 juta. (red/hera)