Jakarta- QR Code (Quick Response Code) kini menjadi teknologi yang sering digunakan di berbagai aspek kehidupan.
Mulai dari metode pembayaran non-tunai, pemesanan makanan, hingga mengakses informasi, penggunaannya begitu luas.
Cukup dengan memindai kode menggunakan kamera ponsel, pengguna bisa melihat menu restoran, membeli tiket elektronik, atau memverifikasi keaslian suatu produk.
Meski begitu, teknologi ini ternyata sudah ada sejak 1994 dan terus berkembang hingga menjadi standar global.
Asal Mula dan Keunggulan QR Code
QR Code pertama kali dikembangkan di Jepang oleh Masahiro Hara, seorang engineer dari Denso Wave, anak perusahaan Toyota.
Terinspirasi dari permainan papan Go, Hara menciptakan kode dua dimensi yang mampu menyimpan hingga 4.296 karakter dan dapat dipindai dari berbagai sudut.
Dibandingkan barcode satu dimensi yang hanya memuat 20 karakter, QR Code lebih efisien, cepat, dan andal bahkan dengan kerusakan hingga 30%.
Awalnya, QR Code digunakan untuk melacak suku cadang di industri otomotif. Pada tahun 2000, kode ini disetujui sebagai standar internasional oleh ISO.
Selain keunggulannya dalam menyimpan data, QR Code juga menjadi populer karena teknologi ini bebas digunakan tanpa biaya atau hambatan hak paten.
Evolusi QR Code di Dunia Digital
Pada tahun 2002, Sharp meluncurkan ponsel pertama dengan fitur pembaca QR Code, diikuti oleh inovasi besar lainnya pada 2017 ketika iPhone dan Android mulai mendukung pemindaian QR Code langsung melalui kamera bawaan.
Sejak itu, penggunaannya meluas, terutama di Asia. Di China, aplikasi seperti Alipay dan WeChat memanfaatkan QR Code untuk berbagai transaksi harian, menjadikannya bagian integral dari ekosistem digital negara tersebut.
Standar Pembayaran Global
Beberapa negara bahkan mengembangkan sistem QR Code nasional untuk pembayaran. Di Indonesia, dikenal dengan QRIS; di Singapura, SGQR; di India, UPI; dan di Brasil, PIX QR.