Jakarta- Stroke dan Bell’s palsy adalah dua kondisi medis yang sama-sama memengaruhi saraf dan sering kali memiliki gejala mirip.
Kedua kondisi ini bisa menyebabkan kelemahan pada satu sisi wajah, membuat wajah tampak asimetris atau mencong. Meski tampak serupa, keduanya memiliki penyebab dan ciri khas yang berbeda.
Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, yang berakibat pada kerusakan jaringan otak.
Sementara itu, Bell’s palsy biasanya disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan kelemahan tiba-tiba pada sebagian otot wajah.
Menurut dr. Sahat Aritonang, spesialis saraf di RSPI Bintaro Jaya, Jakarta, perbedaan utama antara stroke dan Bell’s palsy terletak pada gejala tambahan yang dialami penderita stroke.
Pada kasus Bell’s palsy, hanya saraf wajah tepi atau perifer yang terdampak, sehingga gejalanya terbatas pada area wajah. Penderita Bell’s palsy biasanya tidak mengalami gangguan pada anggota tubuh lain.
Sebaliknya, pada stroke, selain otot wajah yang terdampak, pasien sering kali juga mengalami kelemahan pada tangan dan kaki serta gangguan penglihatan.
Cara mudah untuk membedakan keduanya adalah dengan melihat kemampuan pasien menutup mata dan mengangkat alis.
Pada Bell’s palsy, pasien tidak bisa menutup sebelah kelopak mata atau mengangkat alis pada sisi wajah yang terdampak.
Sementara itu, penderita stroke umumnya masih bisa menutup mata dan mengangkat alisnya, meski mungkin tetap mengalami kelemahan pada wajah bagian bawah.