Mukomuko – Forum Komunikasi Media Online (FKMO) kabupaten Mukomuko melakukan kunjungan ke pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Mini(PKSM) di desa Talang Medan kecamatan Penarik kabupaten Mukomuko, Kamis (7/7/22).
Dikatakan bendahara FKMO, Angga Syaputra saat kunjungan tersebut, PKSM merupakan terobosan yang sangat cemerlang disaat harga buah sawit di pabrik yang semakin hancur.
Disebutkan, saat ini harga buah sawit telah anjlok sampai menyentuh harga Rp.800 per kilogram di Mukomuko.
Jadi menurut Angga, usaha ini sangat bagus jika bisa dikembangkan di setiap desa yang memiliki kebun sawit melalui BUMDES atau pun bagi pengusaha-pengusaha lokal.
“Karena pemasaran CPO sangatlah mudah, dan tidak ada produk turunan sawit yang tidak laku dijual, seperti inti sawit, cangkang bahkan limbahnya,” ujar Angga.
Bahkan menurutnya, pemerintah daerah hendaknya mendorong usaha ini, mulai dari perizinan yang tidak dipersulit hingga mendorong BUMDES atau pengusaha untuk bergerak di bidang ini.
“Kalau ini dilakukan, akan lebih banyak menyerap tenaga kerja,” sebutnya.
Menurut pimpinan PKSM, Rifriadi melalui pelaksana kerjanya, Cecep, mereka menampung bahan baku khusus brondol sawit, dimana dalam satu kilo brondol sawit akan hasilkan 40 persen CPO.
“Sekarang menurut info, harga pasaran Rp.10 ribu, belum inti dan cangkangnya,” sebut Cecep.
Dikatakannya, mesin penggilingnya menggunakan mesin Dompeng diesel 16 Pk dengan alat yang sangat sederhana dan berkisaran.
Biaya mendirikan pabrik mini ini berkisar Rp.400 juta sudah siap operasi sampai ke pecahan biji intinya.
“Disini kami gunakan tenaga kerja tiga orang dalam satu hari, kalau dua ship kita pakai enam orang,” sampainya.
Untuk perbandingan buah sawit yang masih belum jadi brondol rendemen, kata Cecep, CPO nya keluar 20 persen.
“Tetapi kita hanya tampung brondolan, lantaran bahan bakunya sangat melimpah di wilayah ini, bahkan sampai gak ketampung,” ujarnya. (Red/Zul)