Kualitas Udara Makin Buruk, 50 persen ASN Jakarta WFH

Editor: Tim Redaksi

Jakarta– Kualitas udara di area Jabodetabek, terutama di Jakarta, masih buruk pada hari kedua penerapan work from home (WFH).

WFH sendiri diterapkan bagi 50 persen aparatur sipil negara (ASN) di Jakarta akibat kualitas udara yang semakin buruk.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan beberapa sumber polusi udara di wilayah tersebut.

Salah satu faktor penyebab buruknya kualitas udara adalah emisi dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), meskipun bukan satu-satunya faktor.

Menurut BMKG, sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar terhadap polusi udara di Jakarta, diikuti oleh sektor industri.

Hasil penelitian Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2020 juga menunjukkan bahwa sektor pembangkit listrik hanya memiliki pengaruh sebesar 5,7 persen terhadap buruknya kualitas udara di Jakarta.

Polusi udara juga dapat dibawa oleh angin dari wilayah luar Jakarta. Meskipun demikian, sumber emisi lokal seperti transportasi dan industri juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kondisi kualitas udara di Jakarta.

Fenomena angin sebagai pembawa polusi juga menjadi perbincangan di media sosial, terutama terkait asap dari pembakaran batu bara di sejumlah PLTU di Banten yang dapat mencemari udara di Jakarta.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia juga menyebut bahwa polusi udara di Jakarta disebabkan oleh emisi dari PLTU batu bara.(cnn)

Dapatkan berita pilihan kami langsung di genggamanmu! Pilih kanal andalanmu, akses berita Satujuang.com di WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VavO9DU0lwgyedNGq30R

Berikan Komentarmu

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *