Menu

Mode Gelap
Polisi Bekuk 2 Pelaku Penodongan di Batu Ceper Tangerang, Begini Kronologinya Orientasi Anggota DPRD Bengkulu Resmi Ditutup, Plt Gubernur Beri Pesan Ini PTPP Selesaikan Proyek Pelabuhan East Java Multipurpose Terminal Tepat Waktu Doyan Belanja Pakai Pay Later, OJK Catat Pembiayaan BNPL Meningkat Israel Serang Target Hizbullah di Beirut, 37 Tewas dan 151 Terluka Pendaftaran Seleksi PPPK 2024 Dibuka, Simak Jadwalnya Berikut

Ekbis

Harga Minyak dan Batu Bara Turun, CPO dan Nikel Juga Tertekan

badge-check


Nikel Perbesar

Nikel

Satujuang- Harga minyak mentah berjangka mengalami penurunan. Kekhawatiran tentang permintaan di masa depan dan sinyal beragam dari produsen mengenai peningkatan pasokan menjadi faktor utama.

Harga minyak mentah Brent turun 1,42 persen menjadi USD 72,70 per barel, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,62 persen menjadi USD 69,20 per barel, Rabu (4/9/24).

Harga batu bara juga merosot pada penutupan perdagangan, turun 1,76 persen menjadi USD 139,50 per ton.

Penurunan ini terjadi meskipun ada perkiraan permintaan yang stabil, berkat peningkatan konsumsi listrik di negara-negara ekonomi utama dan peningkatan impor batu bara oleh China sebesar 11 persen.

Sementara itu, ekspor batu bara Rusia menurun 13 persen, menunjukkan adanya pengetatan pasokan di pasar global.

Harga minyak kelapa sawit (CPO) juga menurun pada Rabu, turun 1,14 persen menjadi MYR 3.888 per ton.

Penurunan ini dipengaruhi oleh penguatan Ringgit, penurunan harga minyak pesaing, dan penurunan impor CPO oleh India yang mencapai 27 persen pada Agustus.

Produsen utama, Indonesia, mempersiapkan penggunaan biodiesel B50 pada 2025, dan pelaku pasar juga memantau rencana China untuk menyelidiki impor kanola dari Kanada yang bisa mempengaruhi harga minyak sawit.

Harga nikel turun 1,71 persen menjadi USD 16.180 per ton pada Rabu. Meskipun harga nikel pulih dari level terendah enam bulan, pasokan yang berlebih akibat ekspansi industri nikel di Indonesia menekan harga.

Analis memperkirakan tantangan stok nikel primer akan mencapai level tertinggi dalam empat tahun pada 2024, membatasi potensi pemulihan harga.

Trending di Ekbis