Jakarta – Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) dan Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) FKG Universitas Moestopo melakukan studi banding ke beberapa universitas lain.
Dekan FKG Universitas Moestopo, Prof. Dr. drg. Burhanuddin Daeng Pasiga, M.Kes mengatakan tujuan dari studi banding ini adalah untuk meningkatkan mutu dan kualitas.
Menurutnya, studi banding ini penting sebagai upaya melakukan evaluasi kurikulum program akademik dan program profesi yang sudah berjalan selama 4 tahun antara tahun 2018- 2022.
“Sebagai salah satu FKG tertua di Indonesia dan sudah memiliki Akreditasi A, FKG Universitas Moestopo tentu harus terus meningkatkan mutu, terutama yang berkaitan dengan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat,” kata Prof. Burhanuddin.
FKG Universitas Moestopo saat ini memang sudah memiliki Akreditasi A. Adapun RSGM Universi-tas Moestopo juga sudah mempunyai akreditasi Paripurna Bintang 5.
Studi banding kali ini merupakan kelanjutan dari rangkaian acara studi banding sebelumnya yang sudah dimulai dari FKG-RSGM Universitas Hasanuddin, Makassar.
Setelahnya dilanjutkan ke berbagai FKG-RSGM lain seperti FKG-RSIGM Universitas Islam Sultan Agung, Semarang; FKG-RSGM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; dan FKG-RSGM Universitas Gadjah Mada.
“Untuk studi banding ke FKG-RSGIM Unissula dan FKG-RSGM UMY, kami sepakat untuk sekaligus melakukan penandatangan MOU terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ujar Prof. Burhanuddin, Jumat (5/8/22).
Pelaksanaan Tri Dharma ini sangat penting. Sebagai salah satu Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) terkemuka di Indonesia, FKG Universitas Moestopo memang memiliki komitmen tinggi untuk menyediakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berkualitas.
Untuk mencapai tujuan tersebut, ada banyak cara yang sudah disiapkan seperti menyediakan sa-rana dan prasarana terkini demi mencetak lulusan berkualitas tinggi.
RSGM FKG Universitas Moestopo pun sudah dilengkapi dengan berbagai perlengkapan yang komprehensif.
Perlengklepan ini untuk mendukung pendidikan kedokteran gigi hingga profesi dokter gigi dalam satu lingkungan.
Sehingga dapat mempermudah setiap mahasiswa dalam melakukan praktik selama masa pendidikan berlangsung.
Seperti diketahui, FKG Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) merupakan salah satu fakultas kedokteran gigi terkemuka di Indonesia.
Sebab sudah ada hampir 4.500 lulusan FKG Universitas Moestopo yang menjadi dokter gigi.
Menurut data Persatuan Dokter Gigi Indonesia tahun 2021, jumlah dokter gigi di Indonesia adalah 43.051 yang terbagi dalam 10 kompetensi khusus di luar dokter gigi umum.
Saat ini di FKG Universitas Moestopo memiliki 11 departemen terdiri dari Ilmu Penyakit Mulut, Konservasi Gigi, Periodonsia, Prostodonsia, Ortodonsia dan Ilmu Kesehatan Gigi Anak.
Kemudian Bedah Mulut, Radiologi Kedokteran Gigi, Oral Biologi, serta Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Pencegahan (IKGMP), Oral Biologi serta Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi (IMTKG).
Sementara Rumah Sakit Gigi dan Mulut Moestopo memberikan layanan medik dasar, medik spesialistik, klinik eksekutif, klinik integrasi dan rawat inap bedah (mayor dan minor).
Kemudian pelayanan instalasi gawat darurat, pencegahan dan peningkatan kesehatan gigi, layanan penunjang serta layanan mobile dengan mobil unit layanan gigi.
Tak hanya itu saja, FKG Universitas Moestopo juga memiliki Pendidikan Berkelanjutan Ilmu Kedokteran Gigi (PBIKG) dengan Program Pelatihan Profesionalisme Dental Implan Terstruktur (PPDIT).
PPDIT ini merupakan suatu kegiatan ilmiah terstruktur bidang studi implan dental yang memberi kesempatan kepada dokter gigi umum untuk memperluas kompetensi dan karenanya juga kewenangan dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi kepada masyarakat.
Program yang disebut sebagai Kegiatan Ilmiah Terstruktur Gigi Tiruan Implan (KIT GTI) ini, merupakan suatu terobosan bagi seluruh dokter gigi di Indonesia.
Karena melalui program ini, terbuka peluang bagi dokter gigi untuk memiliki keterampilan tambahan dalam hal pemasangan gigi tiruan implan yang lebih menyerupai gigi asli di dalam rongga mulut. (Humas/red)