Data Pribadi Pelanggan Indihome Diduga Bocor di Situs Gelap Dunia

✍️ Raghmad

Perkiraan Waktu Baca: 2 menit

Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika sedang mendalami dugaan data pribadi pelanggan IndiHome PT Telkom Indonesia (Persero) bocor dan masuk ke situs gelap.

Diduga data yang bocor berjumlah 26.730.798, berukuran 5GB. Data tersebut diperoleh pada Agustus 2022.

Data yang terekspose berupa histori berselancar di internet seperti tanggal, kata kunci, domain, platform, browser dan tautan URL.

Baca Juga :  Festival Ikan Bandeng Rawa Belong Berlangsung Sukses, Sekretaris Panitia Sampaikan Ini

Selain itu, informasi pengguna berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), email, nomor ponsel dan jenis kelamin juga bocor.

Menyikapi hal itu, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan sedang melakukan pendalaman terhadap dugaan insiden tersebut.

Kominfo menyatakan akan segera memanggil manajemen Telkom, selaku perusahaan induk, untuk dimintai keterangan soal insiden ini.

β€œKami juga akan meminta Telkom memberikan informasi langkah apa yang akan mereka lakukan untuk menindaklanjuti laporan ini, sampai Samuel.

Baca Juga :  Kedapatan Nyabu Bareng Wanita, Kombes Yulius Diberhentikan

Kementerian Kominfo akan segera mengeluarkan rekomendasi teknis untuk peningkatan pelaksanaan pelindungan data pribadi Telkom.

β€œKami juga berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN),” lanjut Semuel. Dikutip dari antara, Minggu (21/8/22).

Dihubungi terpisah, pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya melihat kasus kebocoran data pengguna IndiHome kemungkinan benar.

Baca Juga :  Bentrokan Antar Kampung Terjadi di Manggarai Jaksel: Petasan hingga Molotov Bikin Panik Warga

Dia menduga kebocoran ini berasal dari server penyedia layanan.

Alfons menekankan bahwa data histori browsing berbahaya bagi pengguna karena orang yang memahami big data bisa menggunakannya untuk melihat dan memahami (profiling) kebiasaan pengguna.

β€œData-data tersebut juga berbahaya jika jatuh ke tangan penjahat siber karena mereka mengamati kebiasaan pengguna kemudian merancang aktivitas phishing untuk menipu korban,” ujar Alfons. (asm/danis)

Tag:

Dapatkan berita pilihan kami langsung di handphone-mu! Follow akun sosial media Satujuang.com di:
πŸ‘‰ WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VavO9DU0lwgyedNGq30R
πŸ‘‰ Facebook: facebook.com/RedaksiSatuJuang
πŸ‘‰ TikTok: @satujuang.vt

Berikan Komentarmu

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *