Jakarta– Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) digadang untuk berduet dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
“Namanya politik itu dinamis, skenario ini bisa saja. Capresnya kan bisa Airlangga dengan cawapresnya AHY,“ kata Pengamat Politik Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, Rabu (3/5/23).
Elektabilitas Kecil
Menurut Karyono, koalisi kedua partai sudah pas lantaran telah memenuhi ambang batas pencalonan presiden 20 persen suara.
Hanya saja, lanjut Karyono, memang elektabilitasnya Airlangga masih jauh di bawah Ganjar dan Prabowo.
Begitu juga elektabilitas AHY sebagai cawapres, masih kalah jauh ketimbang nama-nama lain seperti Ridwan Kamil, Sandiaga Uno dan lainnya.
“Kalau dilihat elektabilitasnya memang peluang untuk memenangkan kontestasi probabilitasnya kecil,” tandas Karyono.
Peluang Menang
Meskipun sulit, Karyono memandang bukan tidak mungkin menjadikan kedua tokoh itu setara dengan kandidat potensial lain seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
“Cukup berat mengerek kedua figur itu menduduki elektabilitas papan atas, tapi kan masih ada waktu untuk bergerak, untuk mempersuasi pemilih dan untuk menggalang dukungan pemilih,” katanya.
Dengan waktu yang tersisa, Karyono menyarankan keduanya membuat program gebrakan seperti aksi-aksi yang bersifat populis.
“Dalam waktu yang relatif singkat (Airlangga-AHY) harus ada gebrakan program yang betul-betul merakyat yang menjawab problematika masyarakat,” katanya.
Kepastian Untuk AHY
Bila menimbang secara realistis, Karyono melihat Demokrat lebih baik berkoalisi dengan Golkar dengan kepastian mendapatkan kursi cawapres.
Ketimbang berlabuh bersama Koalisi Perubahan bersama NasDem dan PKS dengan mengusung Anies Baswedan sebagai capres.
Dalam koalisi itu AHY belum memastikan mendapatkan posisi cawapres.
Sebab mitra koalisinya, PKS juga mengajukan kadernya untuk mendampingi Anies sebagai cawapres dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang.
“Lebih realistis Demokrat ke Golkar karena posisinya jelas cawapres, daripada ikut Koalisi Perubahan tapi tidak mendapatkan cawapres,” pungkas Karyono. (red)