Menu

Mode Gelap
Polisi Tangkap Pelaku Tawuran Antar Geng di Cengkareng Jakbar Asosiasi UMKM Resmi Berdiri, Rohidin Dorong Perlindungan Pekerja Non-Formal Serahkan SK, Rohidin: Pengangkatan PPPK Tanpa Biaya Pengendalian Inflasi di Bengkulu Capai Hasil Terbaik di Sumatera Ciptakan Generasi Berkarakter, Pemprov Bengkulu Luncurkan Program Satu Tahfiz Satu Desa Maxim Ajak Masyarakat Peduli Lewat Aksi Donor Darah dan Bersih Pantai

Edukasi

Trend Nasi Beku, Ini Manfaat dan Risiko yang Perlu Diwaspadai 

badge-check


Nasi dibekukan Perbesar

Nasi dibekukan

Satujuang- Belakangan ini, nasi beku tengah menjadi sorotan di , terutama terkait dengan klaim bahwa nasi ini memiliki kadar gula yang lebih rendah dibandingkan nasi yang baru dimasak.

Namun, perlu dicatat bahwa klaim tersebut belum sepenuhnya terbukti. Dimana ada sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ‘Nutrition and Diabetes’ pada 2022.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa konsumsi nasi dingin yang telah disimpan di lemari es selama 24 jam dan kemudian dipanaskan kembali dapat membantu memperlambat lonjakan gula darah pada pasien diabetes tipe-1.

Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Ponzan University, Polandia, menunjukkan bahwa kadar gula darah lebih stabil pada peserta yang mengonsumsi nasi dingin dibandingkan nasi yang baru dimasak.

Temuan ini menunjukkan bahwa nasi dingin mengandung lebih banyak pati resisten, yang dicerna lebih lambat dan dapat membantu mengatur penyerapan karbohidrat lainnya, mirip dengan fungsi serat.

Penelitian sebelumnya pada tahun 2015 juga menunjukkan manfaat serupa pada orang tanpa diabetes. Namun, penting untuk mempertimbangkan risiko kesehatan terkait konsumsi nasi dingin.

Nasi yang didinginkan atau dipanaskan kembali dapat meningkatkan risiko keracunan makanan akibat bakteri ‘Bacillus cereus’, yang dapat menyebabkan kram perut, diare, dan muntah.

Bakteri ini dapat berkembang biak pada suhu ruang atau suhu dingin dan tetap berpotensi menular meskipun nasi telah dipanaskan kembali.

Oleh karena itu, meskipun ada manfaat dalam hal kestabilan kadar gula darah, konsumen harus tetap waspada terhadap risiko kontaminasi dan potensi keracunan makanan.(Red/CNN)

Trending di Edukasi