Satujuang- Penelitian terbaru dari Universitas Leicester, Inggris membuka jendela baru dalam pemahaman aurora, fenomena cahaya yang mempesona.
Dilansir dari BBC, Aurora biasanya terlihat di langit Kutub Utara dan Kutub Selatan. Penemuan ini tidak hanya terbatas pada Bumi, tetapi juga ditemukan di Uranus, salah satu planet di Tata Surya kita.
Para peneliti mengungkapkan bahwa mereka berhasil mendeteksi aurora inframerah di Uranus, sebuah temuan yang memberikan wawasan berharga tentang planet es raksasa ini.
Emma Thomas, peneliti utama dalam penelitian ini, menyatakan bahwa observasi mereka selama enam jam mengungkapkan puncak cahaya yang sangat terang, menandakan adanya emisi aurora.
Hal yang menarik dari aurora di Uranus adalah bahwa aurora ini tidak dapat terlihat oleh mata manusia karena bersinar dalam spektrum elektromagnetik.
Wahana antariksa yang melintas di dekat kutub planet ini menangkap variasi cahaya dari ultraviolet ke inframerah, serta gelombang radio, menunjukkan kompleksitas aurora di planet ini.
Penemuan ini bukanlah hal yang unik, karena aurora juga ditemukan di banyak planet lain di Tata Surya kita.
Delapan planet utama yang mengelilingi Matahari, termasuk Bumi, menunjukkan adanya aurora yang disebabkan oleh medan magnet mereka atau aktivitas di permukaan planet.
Selain di Tata Surya kita, aurora juga ditemukan di planet-planet di luar Tata Surya, termasuk eksoplanet.
Para astronom berusaha mencari aurora di eksoplanet dengan berbagai metode, seperti melalui emisi radio atau ultraviolet, untuk memahami lebih banyak tentang planet-planet di luar Tata Surya kita.
Studi aurora tidak hanya memberikan wawasan tentang planet lain, tetapi juga dapat memberikan informasi penting tentang Bumi itu sendiri.
Dengan memahami aurora di berbagai planet, para ilmuwan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang evolusi planet, medan magnet, dan atmosfer, serta dapat mengevaluasi potensi kelayakan huni planet lain dalam jagat raya ini.(NT)