Bengkulu- Menghadapi tantangan besar di ruang digital, Pemprov Bengkulu bersama organisasi wanita bersinergi dalam mencegah potensi konflik yang mungkin timbul akibat penyebaran konten negatif di media online.
Konten-konten seperti hoax, ujaran kebencian, radikalisme, dan fitnah semakin sering bermunculan, terutama menjelang pemilihan kepala daerah, yang berpotensi memicu keresahan sosial.
“Literasi digital bukan hanya soal kemampuan teknis dalam menggunakan perangkat teknologi, melainkan juga keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan mampu bersosialisasi secara efektif,” ujar Sekretaris Daerah Pemprov Bengkulu, Isnan Fajri.
Agenda peningkatan kapasitas literasi digital ini secara resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah Pemprov Bengkulu, Isnan Fajri, di kawasan Pantai Panjang, Senin (4/11/24).
Hal ini penting untuk mendorong masyarakat memiliki pola pikir yang lebih kritis, tidak mudah terpancing oleh isu provokatif atau berita palsu.
“Literasi digital berarti menguasai keterampilan yang tepat dalam menggunakan teknologi digital. Diperlukan peran aktif masyarakat untuk mendukung terciptanya wilayah yang kondusif. Sinergi ini adalah bentuk komitmen seluruh jajaran untuk menghadapi tantangan ke depan,” jelas Isnan.
Pemprov Bengkulu berharap melalui keterampilan literasi digital, masyarakat dapat lebih selektif dan berhati-hati terhadap informasi yang diterima.
Pemahaman ini akan menjadi benteng bagi masyarakat, khususnya kaum wanita, agar tidak menjadi korban berita bohong atau penipuan digital.