Jakarta- Kucing hitam sering dikaitkan dengan mitos dan takhayul yang membuatnya dianggap membawa nasib buruk.
Pada Abad Pertengahan, kucing hitam bahkan dihubungkan dengan ilmu hitam dan sihir, diyakini sebagai “familiar” atau peliharaan penyihir, bahkan dianggap sebagai penyihir yang berubah wujud.
Mitos ini memicu pembunuhan massal kucing hitam beserta pemiliknya, dan stigma tersebut masih bertahan hingga sekarang di berbagai negara.
Sebagai akibatnya, tempat penampungan hewan kerap enggan menempatkan kucing hitam di rumah-rumah selama Oktober untuk menghindari risiko mereka menjadi korban.
Namun, kucing hitam sebenarnya tidak berbeda dari kucing lainnya. Banyak budaya melihat kucing hitam sebagai pembawa keberuntungan.
Di Skotlandia, misalnya, kucing hitam yang datang ke pintu dipercaya membawa rezeki, sementara di Jepang, wanita lajang yang memiliki kucing hitam dianggap akan menarik lebih banyak pelamar.
Bahkan, para pelaut Inggris kuno membawa kucing hitam dalam pelayaran untuk mengusir tikus sekaligus sebagai jimat keberuntungan.
Di sisi lain, bagi bajak laut, tanda kucing hitam yang mendekat dianggap sebagai pertanda buruk, sedangkan jika menjauh adalah pertanda baik.
Selain memiliki reputasi yang beragam, kucing hitam juga memiliki keunikan lainnya. Mereka sering kali memiliki mata kuning yang mencolok karena pigmen tertentu dalam gen mereka.
Bahkan, bulu hitam mereka dapat berubah warna menjadi karat jika terlalu sering terpapar sinar matahari. Ada pula fakta menarik bahwa kucing hitam bukanlah ras tersendiri.