Satujuang- Harga minyak mentah menghadapi tekanan naik setelah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, Minggu (14/4/24).
Dilansir dari Cnbc, sementara itu, rupiah terus melemah, mendekati level psikologis Rp 16.000 per dolar AS.
Kedua kondisi ini dapat menyebabkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan meningkatkan beban subsidi BBM.
Harga minyak brent pada pekan ini mencapai US$ 90,45 per barel, sedangkan harga minyak WTI mencapai US$ 85,66 per barel, mencapai level tertinggi dalam enam bulan terakhir.
Hal ini jauh di atas harga Indonesia Crude Price (ICP) di APBN 2024 yang sebesar US$ 82 per barel. Rata-rata harga minyak brent bulan ini adalah US$ 89,80 per barel, semakin mendekati ICP yang ditetapkan dalam APBN.
Sementara itu, rupiah terus melemah, dengan nilai tukar mencapai Rp 16.117,8 per dolar AS pada perdagangan kemarin.
Lonjakan inflasi AS hingga 3,5% pada Maret 2024 memperburuk keadaan, meningkatkan kekhawatiran atas kemungkinan penundaan peningkatan suku bunga oleh Federal Reserve AS.
Ketegangan antara Iran dan Israel memperburuk situasi, dengan serangan Iran ke Israel meningkatkan eskalasi regional.
Kenaikan harga minyak dan pelemahan rupiah berpotensi membebani anggaran BBM, dengan pemerintah dihadapkan pada pilihan sulit antara menaikkan harga BBM subsidi atau menghadapi risiko kelebihan anggaran.
Meskipun demikian, pemerintah belum mengambil keputusan terkait langkah-langkah selanjutnya terkait subsidi BBM, namun terus memantau perkembangan situasi secara keseluruhan.(NT)