Satujuang- Hari Perempuan dalam Sains diperingati setiap 11 Februari sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusi mereka dalam bidang STEM.
Dilansir dari Kumparan, ini ditetapkan oleh Majelis Umum UNESCO pada 22 Desember 2015, hari ini bertujuan untuk mengakui peran krusial perempuan dan anak perempuan dalam sains dan teknologi.
Perayaan ini menekankan pentingnya menutup kesenjangan gender dalam sains, dengan UNESCO bertujuan merancang rekomendasi untuk mengatasi akar dari ketidaksetaraan berbasis gender di bidang ini.
Meskipun terdapat progres, hanya satu dari tiga peneliti dunia adalah perempuan, mencerminkan tantangan yang masih dihadapi oleh perempuan dalam bidang sains.
Kesenjangan gender masih terlihat dalam representasi perempuan di sains, dengan kurangnya dana riset, karier yang lebih pendek, dan upah yang tidak setara.
Data global menunjukkan hanya 33,3 persen peneliti STEM adalah perempuan, menyoroti perbedaan signifikan dengan jumlah perempuan yang bekerja di bidang non-STEM.
Di Indonesia, hanya 3 dari 10 perempuan yang berkarier di STEM, mencerminkan rendahnya representasi perempuan dalam bidang sains.
Stereotip gender, kekerasan seksual, dan kurangnya role model menjadi beberapa penyebabnya.
Namun, partisipasi perempuan dalam sains dapat membawa wawasan baru, kreativitas, dan inovasi.
Representasi perempuan membantu memperluas kumpulan praktisi profesional dalam sains, memberikan perspektif baru, dan memberikan manfaat kepada semua orang.
Dengan demikian, Hari Perempuan dan Anak Perempuan dalam Sains sangat penting untuk mendukung terciptanya kesetaraan gender dalam bidang STEM.