Menu

Mode Gelap
Polisi Bekuk 2 Pelaku Penodongan di Batu Ceper Tangerang, Begini Kronologinya Orientasi Anggota DPRD Bengkulu Resmi Ditutup, Plt Gubernur Beri Pesan Ini PTPP Selesaikan Proyek Pelabuhan East Java Multipurpose Terminal Tepat Waktu Doyan Belanja Pakai Pay Later, OJK Catat Pembiayaan BNPL Meningkat Israel Serang Target Hizbullah di Beirut, 37 Tewas dan 151 Terluka Pendaftaran Seleksi PPPK 2024 Dibuka, Simak Jadwalnya Berikut

Hukum

Ditemukan Tewas Bersimbah Darah, Bocah SMP Ini Sempat WA ke Ibunya

badge-check


Ilustrasi Pembunuhan Perbesar

Ilustrasi Pembunuhan

Satujuang.com – Kejadian tragis menimpa seorang bocah SMP berinisial YP (16). Bocah asal RT 08 Padukuhan Kedulan, Kalurahan Tirtomartani, Kalasan, Sleman itu ditemukan tewas bersimbah darah, Rabu (28/7/2021) petang.

Saat ini polisi masih menyelidiki terkait pelaku . Adapun korban diotopsi di RS Bhayangkara untuk selanjutnya dimakamkan pada Kamis (29/7/2021).

Diduga ia dibunuh menggunakan senjata tajam saat ditinggal pergi ibunya. Sebelum ajal menjemput, korban juga sempat meminta sang ibu untuk segera pulang.

Ibu korban pulang pukul pukul 20.00 WIB dan mendapati anaknya sudah bersimbah darah dalam kondisi tak bernyawa, yang kemudian minta tolong tetangganya. Selama ini, korban tinggal hanya berdua dengan ibunya.

Dari informasi yang dihimpun, Ketua RT setempat, Sriyono, menceritakan sekitar pukul 20.00 WIB ketika tengah ngobrol dengan tetangganya di depan , tiba-tiba mendengar orang teriak.

“Ibu yang punya [tetangga korban] lari bilang, ‘itu tulung mbak Mar ada apa’. Saya lalu masuk ambil masker dan lari ke sini [ korban]. Saya tengok sudah [korban] bersimbah darah, dipangku ibunya,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (29/7/2021).

Ia bersama beberapa tetangga lalu memeriksa nadi korban. Setelah diketahui nadinya tidak ada denyut, mereka pun langsung melapor ke polisi.

“Luka-luka di tangan, hampir putus. Yang lain tidak tahu persis karena melihat tidak dari dekat,” ungkapnya.

Ia menuturkan berdasarkan kesaksian tetangga terdekat, saat kejadian tidak terdengar keributan atau suara apa pun dari korban. “Padahal biasanya kalau ibunya ngajari sekolah sampingnya dengar. Ini tidak ada sama sekali,” katanya.

Trending di Hukum