Menu

Mode Gelap
Kejagung Amankan Buronan Muhammad Khairuddin Terkait Kasus Korupsi Soal Polemik Dugaan Politik Uang di DPD RI: Ini Kata Ketum PPWI Wilson Lalengke Pemkab Blitar Gelar Launching Calender of Events Kab.Blitar dan Closing Global Youth Summit 2025 Sosialisasi Keselamatan Lalin, Polisi Gelar Police Art di Event Tegal Otomotif Show Warga Palu Diamankan Polisi: Diduga Jual Minyak Urut Dengan Cara Memaksa Jumat Berkah, Satlantas Polres Pekalongan Berbagi Kepada Warga Kurang Mampu

Ekbis

Dari Rugi 62 Triliun Kini Garuda Indonesia Untung Rp 56 Triliun

badge-check


Pesawat Garuda Indonesia and Crew Perbesar

Pesawat Garuda Indonesia and Crew

Jakarta- PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) meraup laba bersih secara konsolidasi senilai USD 3,73 miliar atau setara Rp 56,03 triliun sepanjang 2022.

Kondisi ini merupakan kebalikan dari tahun 2021 yang rugi  bersih senilai USD 4,15 miliar atau setara Rp 62,36 triliun pada tahun 2021.

“Laba bersih ini ditopang dari pendapatan usaha senilai USD 2,1 miliar atau setara Rp 31,49 triliun dan pendapatan usaha lainnya senilai USD 4,35 miliar atau setara Rp 65,29 triliun,” dikutip dari Bursa Efek Indonesia, Sabtu (1/4/23)

Segmen pendapatan usaha terbesar berasal dari penerbangan berjadwal senilai USD 1,68 miliar, penerbangan tidak berjadwal menyumbang pendapatan sebesar USD 174 juta dan segmen lainnya tercatat sebesar USD 235 juta.

Dari segmen geografis, penerbangan domestik Jakarta menyumbang pendapatan tertinggi senilai USD 1,73 miliar.

Kemudian disusul oleh penerbangan Surabaya senilai USD 114,75 miliar, penerbangan Makassar senilai USD 83,1 juta dan penerbangan Medan senilai USD 44 juta.

Segmen lainnya yaitu penerbangan internasional dari Tokyo senilai USD 48,18 juta, penerbangan Shanghai senilai USD 22,72 juta.

Lalu penerbangan Singapura senilai USD 22,34 juta, penerbangan Amsterdam senilai USD 20,22 juta dan Sydney senilai USD 9,56 juta.

Selain dari pendapatan usaha, ternyata penyumbang terbesar laba bersih Garuda Indonesia salah satunya karena ada restrukturisasi utang.

Hal ini terjadi karena adanya penyesuaikan utang dari kreditur utama terkait Maintenance, Repair and Overhaul (MRO), lessor pesawat, utang obligasi dan vendor lainnya dengan nilai lebih dari Rp 255 juta sesuai dengan putusan homologasi.

Sehingga mengakibatkan perusahaan mengakui keuntungan atas restrukturisasi utang sebesar USD 2,85 miliar.

Perusahaan juga mendapatkan keuntungan dari restrukturisasi pembayaran senilai USD 1,38 miliar.

Lalu pendapatan bersih lainnya berasal dari konsesi sewa senilai USD 275,03 juta dan keuntungan atas perubahan liabilitas estimasi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat senilai USD 73,78 juta. (red)

Trending di Ekbis