Satujuang- Pemkot Blitar mengadakan operasi pasar beras murah SPHP di tiga pasar tradisional: pasar Legi, Templek, dan Pon.
Dengan kuota masing-masing 8 ton, dijual seharga Rp.52 ribu per sak (5 kilo) di setiap titik pasar.
“Kegiatan gebyar pasar murah diselenggarakan sebagai respons terhadap kegagalan musim panen akibat fenomena El Niño dan perubahan iklim,” ujar Walikota Blitar, Santoso di pasar Legi Kota Blitar, Senin (26/2/24).
Ia menjelaskan bahwa gagal panen tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di 32 negara lain yang biasanya mengekspor beras ke Indonesia.
Santoso menekankan bahwa kelangkaan beras di Indonesia merupakan dampak dari kegagalan musim panen sebelumnya.
“Saya berharap situasi ini dapat membaik pada bulan Maret dengan adanya panen baru, sehingga harga beras dapat kembali normal,” imbuhnya.
Diterangkannya, Pemerintah pusat berupaya untuk mengintervensi agar harga beras tidak terus melambung, terutama menjelang bulan puasa Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.
Dalam upaya untuk meringankan beban masyarakat, pemerintah melakukan intervensi melalui kegiatan pasar murah dengan batasan pembelian maksimal 2 sak (10 kilo) per warga.
“Intervensi ini dilakukan guna mengurangi dampak kenaikan harga komoditas kebutuhan dapur pada seluruh lapisan masyarakat,” pungkasnya.(adv/kmf/NT/Herlina)