Jakarta- Harga komoditas global mencatatkan pergerakan bervariasi pada penutupan perdagangan.
Meski demikian, mayoritas komoditas mengalami kenaikan, dengan minyak mentah dan batu bara menjadi sorotan utama, Senin (13/1/25).
Harga Minyak Mentah Melonjak
Harga minyak mentah naik signifikan, dipicu ekspektasi bahwa sanksi Amerika Serikat terhadap minyak Rusia akan memaksa pembeli seperti India dan Tiongkok mencari pemasok alternatif.
Minyak mentah Brent meningkat USD 1,25 (1,6 persen) menjadi USD 81,01 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik lebih tajam, USD 2,25 (2,9 persen) menjadi USD 78,82 per barel.

Batu Bara Stabil Naik
Harga batu bara juga mencatatkan kenaikan. Berdasarkan bursa ICE Newcastle (Australia), kontrak pengiriman Februari 2025 naik 0,50 persen menjadi USD 115,50 per ton.
Minyak Sawit (CPO) Melemah Tipis
Berbeda dengan minyak mentah, harga minyak sawit (CPO) terpantau turun 0,40 persen menjadi MYR 4.486 per ton, menurut data Trading Economics.
Meskipun demikian, harga minyak sawit berjangka Malaysia menunjukkan kenaikan sekitar 2 persen pada sesi perdagangan sebelumnya, didorong penurunan stok selama tiga bulan berturut-turut menjadi 1,71 juta ton pada akhir Desember, serta produksi yang menyusut 8,3 persen.
Namun, kekhawatiran tentang permintaan lesu di kuartal I-2025 tetap ada, terutama karena minyak goreng pesaing menawarkan harga yang lebih kompetitif dibanding minyak sawit.
Logam: Nikel Naik, Timah Turun Tipis
Di sektor logam, harga nikel naik 1,55 persen menjadi USD 15.901 per ton berdasarkan data London Metal Exchange (LME).
Sebaliknya, harga timah mencatat penurunan tipis sebesar 0,07 persen, menetap di USD 29.866 per ton.
Secara keseluruhan, pasar komoditas mencerminkan dinamika permintaan dan pasokan global yang dipengaruhi faktor geopolitik serta ekspektasi ekonomi di negara konsumen utama seperti Tiongkok dan India.(Red/kumparan)