Satujuang- Baru-baru ini, media sosial X heboh dengan istilah “let them eat cake,” yang memicu kemarahan netizen terhadap para pejabat seperti Erina Gudono dan Kaesang.
Istilah ini digunakan untuk mengkritik mereka yang dianggap tidak peka terhadap tuntutan reformasi UU Pilkada, terutama setelah unggahan tentang roti lobster seharga Rp 400.000.
Secara harfiah, “let them eat cake” berarti “biarkan mereka makan kue.” Namun, istilah ini merujuk pada sejarah yang lebih gelap.
Aslinya, kalimat ini berasal dari bahasa Prancis, “qu’ils mangent de la brioche,” yang berarti “biarkan mereka makan roti brioche.” Roti brioche adalah makanan mahal yang tidak terjangkau oleh rakyat pada abad ke-18.
Istilah ini sering dikaitkan dengan Marie-Antoinette, ratu Prancis yang terkenal dengan kemewahannya.
Namun, sejarawan menganggap bahwa dia tidak pernah secara langsung melontarkan kalimat tersebut.
Istilah ini lebih mungkin berasal dari komentar putri Spanyol Marie-Therese yang menyarankan agar rakyat mengonsumsi “la croute de pate,” atau kulit puff pastry, sebagai pengganti makanan yang lebih mewah.
Kondisi ekonomi Prancis saat itu sangat buruk, dengan banyak rakyat menderita kelaparan sementara pejabat kerajaan hidup dalam kemewahan.
Ketidakpedulian dan ketidaktahuan kerajaan terhadap kebutuhan dasar rakyat memperburuk ketidakpuasan dan berkontribusi pada Revolusi Prancis.
Meskipun revolusi tidak sepenuhnya mencapai tujuannya, sistem monarki Prancis berhasil digulingkan dan Marie-Antoinette akhirnya dihukum mati.(Red/detik)