Makassar – Beberapa hari yang lalu sempat diberitakan terkait Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Kota Makassar yang dilaporkan ke pihak Kepolisian.
Laporan tersebut diketahui dibuat oleh keluarga almarhum Erwinyanto ke Polrestabes Makassar dengan nomor LP : 1311/VII/2022/POLDA SULSEL/RESTABES MKS pada 25 Juli 2022.
Berdasarkan keterangan pelapor, Ardyanto ST, yang merupakan keluarga korban. Pihak RSKD Dadi ia laporkan karena dianggap tidak memberikan pelayanan secara maksimal, sehingga mengakibatkan pasien meninggal dunia.
“Almarhum ketika ditangani oleh Dokter masih dalam keadaan sehat karena hanya kontrol rutin saja, kenapa dua jam kemudian dinyatakan meninggal dunia, ada apa,” ujar Ardyanto dikutip dari berita sebelumnya.
Menyikapi berita tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Keperawatan RSKD Dadi, H Abdul Malik S.Kep Ns, dengan tegas membantah keterangan dari Ardyanto selaku keluarga korban.
“Pasien itu (Erwinyanto, red) dibawa kedalam RSKD Dadi, pada pukul 21:25 WITA malam hari Ke IGD jiwa, dalam kondisi tenang namun badan terlihat kaku,” ungkapnya saat ditemui diruang kerjanya, Jum’at (12/8/22).
Kemudian, jelas Abdul Malik, sesuai SOP pasien disuntik dan dianjurkan berobat jalan setelah kakunya mulai berkurang, namun keluarga mendesak agar pasien tersebut dirawat.
“Ibunya berkata dirinya diancam mau ditombak oleh pasien tersebut,” bebernya.
Selanjutnya, pasien dimasukkan kedalam ruangan Veskeatrik Hacker Unit, saat itu pasien menolak dirawat dan memegang erat orang tuanya sambil mengamuk.
“Saat mengamuk, pasien terjatuh karena upaya perawat yang melepaskan pasien dari ibunya, karena badan pasien cukup besar, sehingga perawat cukup kesulitan memisahkan pasien dengan ibunya,” sebutnya.
Saat itu, terang Abdul, ada tiga pasien ikut membantu namun tetap gagal, untuk memisahkan pasien dari ibunya.
“Saat itu pasien tiga kali terjatuh dan akhirnya tidak sadarkan diri, dan meninggal pada pukul 23:00 WITA. Kami dari komite medik dan Komite keperawatan sudah Root Cause Analysis terkait kematian pasien tersebut,” tambahnya.
Juga sudah evaluasi SOP yang dilakukan di IGD terkait penanganan pasien tersebut.
“Kematian ini murni karena terjatuh, bukan karena penyuntikan obat dan bukan juga karena kesalahan petugas,” imbuhnya.
Lanjut Abdul, saat pasien jatuh orang tuanya ada ditempat, menyaksikan langsung apa yang terjadi disana.
“Lagipula pasien ini datang bukan untuk medical cek up, karena pasien datang malam hari, biasanya pasien kalau mau di medical cek up datang di pagi hari,” sebutnya lagi.
Menutup keterangan, Abdul mengatakan saat keluarga korban hendak dipertemukan dengan Direktur Rumah sakit pun, pihak Humas langsung mempertemukan kedua belah pihak. (Red/Rudy)