Satujuang– Empat menteri kabinet Jepang mengundurkan diri setelah terbongkarnya skandal dugaan korupsi dalam tubuh Partai Demokrat Liberal (LDP), partai penguasa.
Dilansir dari BBC, uang sebesar 500 juta yen (Rp54,74 miliar) dari dana kampanye partai diduga digelapkan selama lima tahun hingga 2022, Kamis (14/12/23).
Jaksa penuntut Tokyo telah membuka penyelidikan terhadap dugaan korupsi ini dan skandal ini semakin memburukkan citra pemerintahan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, yang popularitasnya terus merosot.
Dukungan publik terhadap LDP turun di bawah 30% untuk pertama kalinya sejak 2012, dipicu oleh inflasi dan penanganan skandal oleh Kishida.
Menteri yang mundur meliputi Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno, Menteri Ekonomi dan Industri Yasutoshi Nishimura, Menteri Dalam Negeri Junji Suzuki.
Lalu ada Menteri Pertanian Ichiro Miyashita. Lima wakil menteri senior dan seorang wakil menteri parlemen juga mundur.
Kishida, yang mulai menjabat pada Oktober 2021, berjanji untuk menghadapi tuduhan secara langsung.
Namun, situasi ini memunculkan kekosongan di LDP tanpa perwakilan menteri dari faksi terbesar di kabinet.
Faksi terkuat, kelompok kebijakan Seiwa, diduga tidak melaporkan pendapatan partai dari penjualan tiket acara penggalangan dana.
Tuduhan ini menunjukkan bahwa pendapatan tambahan tidak dicatat dan digunakan sebagai dana gelap.
Meskipun Majelis Rendah menolak mosi tidak percaya dari oposisi, Kishida menghadapi tekanan besar.
Beberapa pengamat memperkirakan bahwa jika pesaing kuat muncul, Kishida mungkin terancam kehilangan jabatannya, meskipun belum ada kandidat yang jelas untuk menggantikannya.
Pemilihan kepemimpinan LDP dijadwalkan pada September, sementara pemilihan umum dijadwalkan pada 2025.