Satujuang- Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan sekitar 2 ribu tenaga kesehatan wilayah utara Gaza memulai puasa tanpa makan sahur atau berbuka.
Mereka bekerja tanpa henti dan tanpa akses makanan di tengah perang yang telah berlangsung selama 160 hari. Tubuh mereka kelelahan dan terkuras karena kurangnya asupan makanan.
Kementerian memohon kepada dunia internasional dan organisasi kemanusiaan untuk memberikan makanan siap saji agar mereka dapat menjalankan tugas dengan baik.
Ramadan tahun ini di Gaza disambut dengan kesedihan, di tengah keamanan yang diperketat oleh Kepolisian Israel dan ancaman perang yang terus mengintai.
Larangan yang diberlakukan oleh Israel terhadap warga Gaza membuat kondisi kemanusiaan semakin memburuk.
Kurangnya bahan makanan, air bersih, obat-obatan, dan bahan bakar telah membuat warga Gaza merasakan kelaparan.
Perang yang telah dimulai sejak 7 Oktober 2023 telah menelan korban hingga 31 ribu jiwa.
Serangan Israel yang terus menerus membuat dunia khawatir akan nasib warga Gaza yang selamat, karena mereka semakin terjepit dalam keadaan yang memprihatinkan.
Upaya untuk mencapai gencatan senjata saat ini terhenti, meninggalkan warga Gaza dalam keadaan yang semakin menyedihkan menjelang awal bulan Ramadan.(NT/tempo)