Satujuang- Perang antar-suku pecah di dataran tinggi Papua Nugini, negara tetangga Indonesia, mengakibatkan 53 orang tewas dalam kekerasan yang mengerikan.
Dilansir dari Sindonews, korban-korban tersebut diyakini dibunuh di dekat kota Wabag, 600 kilometer barat laut Ibu Kota Papua Nugini; Port Moresby.
Perang ini diduga melibatkan suku Sikin dan Kaekin, dengan laporan tembakan hebat di daerah tersebut.
Klan-klan dataran tinggi telah saling berperang selama berabad-abad, tetapi masuknya senjata otomatis meningkatkan tingkat kebrutalan dan intensitas kekerasan.
Pemerintah telah mencoba berbagai upaya mediasi dan amnesti tanpa hasil yang signifikan.
Militer setempat telah dikerahkan, namun dampaknya terbatas karena pasukan keamanan masih kalah jumlah dan persenjataan.
Pembunuhan sering terjadi di komunitas terpencil, seringkali dengan kekejaman yang tak terbayangkan, termasuk pembakaran, mutilasi, dan penyiksaan.
Petugas polisi mengeluh tentang keterbatasan sumber daya dan rendahnya bayaran, yang menyebabkan beberapa senjata sampai ke tangan anggota suku dari pihak kepolisian sendiri.
Penentang pemerintahan menyerukan peningkatan kehadiran polisi dan mundurnya komisaris polisi.
Populasi yang meningkat di Papua Nugini telah meningkatkan tekanan terhadap lahan dan sumber daya, memperdalam persaingan antar-suku dan meningkatkan potensi konflik.(NT)