Satujuang- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB pada 27 September, menegaskan bahwa Israel akan melanjutkan serangan terhadap Gaza dan Lebanon hingga mencapai kemenangan penuh.
Netanyahu menyatakan niatnya untuk “melemahkan Hizbullah” di sepanjang perbatasan Lebanon, mengaitkan serangan tersebut dengan ancaman yang dianggapnya datang dari kelompok tersebut.
Dalam sesi tersebut, beberapa delegasi memilih untuk walk out saat Netanyahu berpidato, sementara pendukungnya bersorak.
Netanyahu mengkritik pembicara sebelumnya yang dianggap menyebarkan fitnah tentang Israel, serta menekankan bahwa Hamas tidak boleh terlibat dalam rekonstruksi Gaza.
Ia menegaskan bahwa perang hanya akan berakhir jika Hamas menyerah dan membebaskan sandera.
Meskipun Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar berusaha mencapai gencatan senjata, Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan terus berperang hingga Hamas menyerah.
Ia mengklaim bahwa serangan terhadap Hizbullah di Lebanon juga diperlukan karena kelompok tersebut telah meluncurkan roket ke Israel, yang menurutnya merupakan tindakan solidaritas terhadap Gaza.
Serangan Israel di Lebanon telah mengakibatkan lebih dari 700 korban jiwa. Netanyahu menutup pidatonya dengan menekankan hak Israel untuk mempertahankan diri dan membandingkan situasi di perbatasan Lebanon dengan potensi ancaman terhadap Amerika Serikat.
Di sisi lain, seruan internasional untuk gencatan senjata terus menguat, dengan Perdana Menteri Slovenia dan Pakistan mengecam tindakan Israel yang dianggap sebagai pembantaian sistematis terhadap warga Palestina.