Satujuang- Afif Maulana (13) ditemukan tewas dalam keadaan diduga disiksa oleh polisi, menyisakan keluarga yang tidak menyangka anak mereka terlibat dalam tawuran seperti yang disampaikan oleh Polda Sumatera Barat.
Keluarga Afif, yang terdiri dari Afrinaldi dan Anggun Anggraeni, menggambarkan Afif sebagai anak yang baik dan gemar berolahraga, khususnya bermain futsal setelah pulang sekolah.
“Selama bulan puasa, Afif sering tidur di masjid dan bangun untuk membangunkan warga untuk sahur,” ujar Ibu Afif, Anggun, Senin (1/7/24).
Anggun menegaskan bahwa Afif jarang keluar malam dan tidak pernah terlibat dalam tawuran, meskipun pihak kepolisian menyajikan kronologi yang menyebutkan sebaliknya.
Afif biasanya pulang sebelum jam 22.00 dan tidur di rumah. Keluarganya, bersama dengan LBH Padang dan mahasiswa, telah mengambil bagian dalam protes terhadap kejadian yang menimpa Afif di depan kantor Polda Sumatera Barat.
Menurut investigasi LBH Padang, Afif dan teman-temannya diduga hendak terlibat dalam tawuran saat bertemu dengan patroli polisi di dekat Jembatan Kuranji, Padang, pada 9 Juni 2024 dini hari.
Insiden tersebut berujung pada dugaan penyiksaan terhadap Afif dan tujuh korban lainnya setelah mereka dibawa ke markas Polsek Kuranji untuk diperiksa.
Jasad Afif ditemukan pada hari yang sama di aliran sungai dekat Jembatan Kuranji, Padang.(Red/tempo)