Menu

Mode Gelap
Puskesmas Lubuk Pinang Jadi Prioritas, Ratusan Honorer Nakes 16 Kecamatan Pertanyakan Soal Ini Pemindahan Ibu Kota Baru, Prabowo Siap Tanda Tangani Keppres? IHSG Koreksi, MNC Sekuritas Berikan Rekomendasi Saham Hari Ini Mulai Hari Ini, Hakim Indonesia Lakukan Aksi Cuti Massal Diancam Seno Aji karena Bertemu Isran Noor, Makmur HAPK: Saya Tidak Takut Jevi Gemawasbi: Helmi Hasan Silahkan Kampanye Tapi Jangan Tipu Masyarakat

SJ News

Krisis Demokrasi Kaltim, Gurita Dinasti Politik Keluarga Rudy Mas’ud Berbahaya 

badge-check


Krisis Demokrasi Kaltim, Gurita Dinasti Politik Keluarga Rudy Mas'ud Berbahaya  Perbesar

Krisis Demokrasi Kaltim, Gurita Dinasti Politik Keluarga Rudy Mas'ud Berbahaya 

Satujuang- Fenomena dinasti politik di Indonesia, khususnya di Timur, semakin mengkhawatirkan.

Salah satu yang paling mencolok adalah keluarga Mas’ud, yang telah menguasai berbagai posisi strategis dalam dan legislatif.

Penguasaan ini menimbulkan kekhawatiran akan penyalahgunaan kekuasaan dan penurunan nilai-nilai demokrasi di provinsi kaya sumber daya alam ini, terutama dengan pencalonan Rudy Mas’ud sebagai Kaltim.

Ketua Padepokan Hukum Indonesia (PHI), Musyanto, menyatakan bahwa kehadiran Rudy Mas’ud dalam kontestasi menunjukkan kemunduran demokrasi.

“Rudy Mas’ud memiliki syahwat politik yang tinggi, tidak puas hanya sebagai anggota , tetapi berambisi menguasai Timur untuk kepentingan keluarganya,” ujar Musyanto.

Dominasi politik keluarga Mas’ud tidak hanya berhenti pada Rudy; kakaknya, Hasanudin Mas’ud, menjabat sebagai Ketua DPRD Kaltim.

Dua anggota keluarga lainnya juga memiliki posisi penting: Rahmad Mas’ud sebagai Balikpapan dan Abdul Gafur Mas’ud sebagai Bupati Penajam Paser Utara.

Abdul Gafur bahkan terjerat operasi tangkap tangan dan dijatuhi vonis bersalah dalam kasus suap, menambah keprihatinan atas kekuasaan yang terkonsentrasi di tangan satu keluarga.

Kelompok Front Kaltim Menggugat telah menggelar di depan gedung , mendesak lembaga anti-rasuah ini untuk menyelidiki potensi dalam keluarga Mas’ud.

“Konsentrasi kekuasaan politik dalam satu keluarga adalah ancaman serius bagi demokrasi. Jika dibiarkan, dinasti politik ini akan menurunkan kualitas demokrasi dan menjadikan rakyat Timur sebagai korban,” imbuh Musyanto.

Trending di SJ News