Ketum SMSI Firdaus : Jangan Biarkan Tindakan Barbar Tentara Israel

Avatar Of Wared
Ketum Smsi Firdaus : Jangan Biarkan Tindakan Barbar Tentara Israel
Ledakan Serangan Bom [smsi]

Satujuang.com – Aksi pengeboman yang dilakukan Angkatan Bersenjata dalam serangan hari Sabtu hingga Minggu dinihari (16/5/21) terhadap bangunan kantor Al Jazeera dan Associated Press (AP) di Gaza, mendapat kecaman dari berbagai pihak.

Serikat Media Siber (SMSI), organisasi perusahaan media Siber yang berkantor pusat di , dan beranggotakan 1.225 media, menilai tindakan militer tersebut sebagai perbuatan barbar, seperti ketika manusia belum mengenal hukum dan aturan.

Ketum Smsi Firdaus : Jangan Biarkan Tindakan Barbar Tentara Israel

“Tidak pantas tentara melakukan perbuatan barbar di zaman yang sudah modern ini. Jangan biarkan tindakan barbar tentara ,” kata Ketua Umum SMSI Firdaus didampingi M. Nasir Sekretaris Jenderal SMSI dalam keterangan pers hari Minggu, 16 Mei 2021 di .

Baca Juga :  Kepala BPKAD Kota Bengkulu Apresiasi Langkah Wali Kota Temui Baznas RI

Sebagai pimpinan organisasi media online terbesar di selanjutnya turut mengecam tindakan militer yang menghancurkan bangunan, termasuk kantor media Al Jazeera dan Associated Press.

Firdaus sangat menyayangkan aksi brutal angkatan bersenjata tersebut. Apalagi bangunan tersebut tidak hanya disewa oleh Al Jazeera dan AP melainkan bangunan tersebut menampung berbagai kantor berita di dalamnya.

Melihat konflik yang seolah tidak berujung ini, Firdaus yang juga owner Majalah Teras dan Group ini juga cemas akan terus bertambahnya korban jiwa akibat pertempuran antara dan .

Sementara itu, dari data terakhir yang dapat kantor berita Reuters, total ada 149 korban jiwa manusia di , 41 di antaranya adalah - yang mayoritas berada di wilayah Gaza.

Baca Juga :  BKN : Sekitar 1,5 Juta ASN Tak Punya Kompetensi dan Pemalas

Sementara sendiri baru melaporkan ada 10 warga mereka yang meninggal termasuk dua anak-anak.

Hari ini, Dewan Keamanan PBB (DK PBB) diagendakan akan menggelar pertemuan yang membahas situasi dan .

Pertemuan tersebut akan menjadi pertemuan ketiga DK PBB soal isu kedua negara.

Sebelumnya, DK PBB sempat mencoba untuk mengeluarkan resolusi atau pernyataan bersama terkait pertempuran pada Kamis lalu. Namun, upaya itu mendapat pertentangan dari Amerika yang menganggap rancangan DK PBB “kontra-produktif”.

Selain itu, Amerika juga ingin mengupayakan langkah diplomasi langsung ke dan terlebih dahulu. Dan, akhirnya disepakati rapat yang digelar hari Minggu ini.

Baca Juga :  Pulang Hajatan, Wanita Ini Temukan Suaminya Tewas Tergantung

Sejauh ini, langkah diplomasi yang dilakukan Amerika sejak hari Jumat belum membuahkan hasil. Ketegangan antara dan , yang terburuk sejak tahun 2014, tetap saja meningkat dengan indikasi gencatan senjata belum tampak. Hal inilah yang nantinya akan dibahas di DK PBB.

Tantangan ke depan dari apapun hasil rapat DK PBB soal de-eskalasi adalah milisi , Hamas. Mereka berperan besar dalam pertempuran dengan .

Kebanyakan negara, terutama negara Barat, tidak memiliki kontak dengan organisasi tersebut yang mereka cap sebagai kelompok . Di sisi lain, , Mahmoud Abbas, tidak punya pengaruh besar ke Hamas. (SMSI)

Google News Satujuang

Dapatkan update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News