Satujuang- Menurut Ajaib Kripto Panji Yudha, pelaku pasar kripto saat ini mengambil sikap wait and see terhadap rilis data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat (AS) dan hasil pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed.
Volatilitas pasar kripto berpotensi meningkat dengan rilisnya kedua data tersebut.
Proyeksi inflasi AS menunjukkan peningkatan sekitar 0,1 persen month to month (mtm) pada Mei 2024, dengan tingkat tahunan tetap berada di 3,4 persen year on year (yoy).
Diperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25 sampai 5,50 persen pada FOMC Juni 2024, dengan peluang 45 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada FOMC September 2024.
Potensi pergerakan harga Bitcoin (BTC) akan tergantung pada hasil rilis data CPI AS. Jika sesuai atau lebih rendah dari ekspektasi, BTC berpotensi naik kembali ke sekitar 73.000 dolar AS; namun, jika lebih tinggi dari ekspektasi, BTC berpotensi turun ke sekitar 66.750 dolar AS.
Pada pekan sebelumnya, reli Bitcoin (BTC) terhenti setelah rilis data ketenagakerjaan AS yang melampaui ekspektasi pasar.
Harga BTC tergelincir hingga 68.507 dolar AS, sementara Indeks Dolar Amerika Serikat (DXY) menguat.
Meskipun demikian, perdagangan Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot di AS tetap positif, dengan arus masuk lebih dari 1,8 miliar dolar AS pada pekan tersebut, memperpanjang rekor inflow selama 18 hari berturut-turut.(Red/antara)